Saya merasa terharu karena senangnya saat menonton tayangan berita di layar kaca, tentang semaraknya kota London di malam hari bulan Ramadan.
Berita tersebut terkait dengan perayaan penyalaan lampu hias berornamen Happy Ramadan di pusat kota London, yang dimulai pada hari Kamis (7/3/2024) malam.
Hal ini merupakan kali kedua kota London melakukan hal yang sama, setelah pada Ramadan tahun lalu Wali Kota London Shadiq Khan membuat sejarah dengan penyalaan lampu perayaan Ramadan.
Penyalaan lampu tersebut akan berlangsung selama 30 hari hingga perayaan Idul Fitri yang diperkirakan jatuh pada tanggal 10 April 2024 mendatang.
Beberapa warga Indonesia yang sedang bertugas atau belajar di London, atau yang lagi berwisata, mengungkapkan kegembiraannya ketika diwawancarai reporter televisi.
Terlepas dari masih adanya kesalahpahaman sebagian masyarakat Eropa atas sebagian pemeluk agama Islam yang dianggap berperilaku negatif, perkembangan di London tersebut layak diapresiasi.
Bahwa mungkin masih ada ketakutan warga non muslim yang mengidentikkan kejadian terorisme di Eropa dengan kelompok Islam radikal, pada akhirnya kerukunan antar umat beragama sangat perlu diupayakan.
Nah, cara kota London dalam menyambut datangnya bulan yang disucikan umat Islam, jelas memperlihatkan semakin terwujudnya kondisi yang saling menghargai di ibu kota Inggris itu.
Ternyata, apa yang dilakukan di London, juga terlihat di langit kota Frankfurt di Jerman, yakni adanya lampu-lampu berornamen Happy Ramadan di malam hari.
Frankfurt merupakan kota pertama di Jerman yang "berpesta" menyambut bulan puasa dan baru memulainya di bulan puasa tahun ini.
Wali Kota Frankfurt Nargess Eskandari-Gruenberg menyebutnya sebagai isyarat indah yang melambangkan hidup berdampingan secara damai bagi semua orang di Frankfurt.
Di kota yang menjadi pusat keuangan Jerman itu terdapat sekitar 100.000 warga muslim dari sekitar 750.000 jiwa jumlah penduduknya.
Lain lagi cerita di kota terbesar di dunia, yakni di New York, Amerika Serikat. Tepatnya di kawasan jantungnya New York yang dinamakan Times Square, dilakukan salat tarawih berjamaah.
Uniknya, karena masjid di New York relatif sedikit, salat berjamaah itu dilakukan di jalan raya. Tentu, hal itu setelah mendapat izin dari pihak yang berwenang di sana.
Salat tarawih perdana pada Ramadan tahun ini dilakukan di Times Square pada Minggu malam (10/3/2024). Cuaca yang sangat dingin tidak menjadi penghalang bagi jamaah yang ikut salat.
Inilah suatu bukti bahwa di kota kosmopolitan sekalipun, kehidupan antar warga yang berbeda agama bisa berjalan dengan damai dan masing-masing bisa beribadah dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H