Menurut saya, sekiranya si penelpon adalah sahabat lama saya atau salah seorang kerabat yang saya kebetulan belum punya nomornya, biasanya mereka mengirim pesan terlebih dahulu.
Dalam pesan tersebut, mereka memulai dengan menyebut nama dan apa tujuannya menghubungi, apakah sekadar bersilaturahmi atau ada tujuan khusus.
Kembali ke kisah telpon di atas, ternyata si penelpon kemudian kembali mengirim pesan sangat singkat, hanya menjelaskan namanya Dina.Â
Tapi, sekadar menyebutkan nama tanpa embel-embel lain dan tanpa mengatakan apa tujuannya, belum mengurangi kekhawatiran saya.
Untungnya, tiba-tiba saya ingat, jangan-jangan ini Dina yang sekitar 2 minggu sebelumnya saya pernah mengirim pesan untuk dikirimi abate.
Abate adalah bubuk yang ditebarkan di air yang tergenang, termasuk akuarium dan pot bunga, agar mencegah munculnya nyamuk penyebab demam berdarah.
Dulu, saya sangat gampang membeli Abate di apotik atau toko obat. Sejak 2 tahun terakhir, entah kenapa, abate tidak lagi tersedia di apotik.
Lalu, dari seorang tetangga, saya dapat nama Dina yang bertugas di sebuah puskesmas, yang bisa membantu memberikan abate.Â
Ternyata Dina punya nomor hape yang lain yang belum saya simpan, yang berbeda dengan nomor yang pernah saya hubungi.
Akhirnya, Dina saya telepon dan memintanya datang ke rumah membawa abate yang sebelumnya sudah saya pesan.
Alhamdulillah, meskipun diawali kecurigaan, bisa berakhir dengan happy ending, karena saya berhasil mendapatkan abate.