Menerapkan pola asuh otoritatif berarti memberikan ruang bagi anak dan orang tua untuk lebih banyak berdiskusi satu sama lain.Â
Namun, bukan berarti gaya otoritatif tidak bisa mendisiplinkan anak, karena di sisi lain orang tua juga tetap memberikan batasan yang tegas dengan alasan yang jelas.
Tujuan utama pola asuh otoritatif ini adalah mendorong anak untuk bersikap mandiri, dan mampu berkomunikasi serta bekerjasama dengan orang lain.Â
Hal itu akan menjadi modal bagi si anak kelak saat sudah berkarier di bidang apapun, karena anak dapat mengendalikan diri dengan baik, punya keterampilan sosial, dan kesehatan mental yang baik.
Anak yang mampu bersikap disiplin karena kesadaran dari hatinya sendiri, akan menuai kesuksesan. Contohnya, dimulai dengan rajin bangun subuh untuk salat bagi yang muslim.
Kalau anak bersikap disiplin karena terpaksa, justru berbahaya. Ketika orang tua tidak ada, malah si anak bisa melakukan hal yang negatif.
Zaman dulu, ketika belum ada teknologi canggih, pola otoriter relatif berhasil mendisiplinkan anak, karena anak tak punya informasi pembanding. Tak ada godaan untuk main hape.
Tapi, di era sekarang, mendisiplinkan anak tak perlu lagi pakai pola otoriter.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H