Kemudian, SW (34 tahun, istri dari W), yang dihabisi setelah SW terbangun mendengar adanya keributan.
3 anak W dan SW, masing-masing berusia 16 tahun, 11 tahun, dan 2,5 tahun menjadi sasaran berikutnya, sehingga satu keluarga itu habis semua.
Kelimanya tewas dengan cara yang sama, yakni menderita luka berat di bagian kepala, dan beberapa saat kemudian kehilangan nyawanya.
Siswa SMK tersebut masih sempat mengambil barang milik korban dan uang sekitar Rp 300.000 setelah melakukan pembunuhan.
JND sudah diamankan oleh pihak kepolisian setempat. Karena usianya yang masih 17 tahun, JND diperlakukan khusus sebagai anak, kata Kapolres Penajam Paser Utara, AKBP Supriyanto.
Kepada pihak kepolisian, JND juga mengaku memperkosa dua korbannya, yakni SW dan anak gadisnya yang berusia 16 tahun setelah tewas dibunuh.
Namun, pengakuan pemerkosaan tersebut perlu dibuktikan dari hasil otopsi kepada para korban.
Mengingat apa yang dilakukan JND boleh dikatakan sangat sadis untuk seorang anak belasan tahun, kemungkinan JND juga perlu diperiksa kondisi kejiwaannya.
Terlepas dari apapun hasil pemeriksaan kejiwaan nantinya, perlu diketahui bahwa pengaruh miras yang memabukkan memang sangat berbahaya.
Peristiwa remaja membunuh satu keluarga di atas sungguh membuat kita harus berpikir ulang, tentang bagaimana caranya agar anak-anak kita bisa mempunyai akhlak yang baik.
Jika remaja melakukan tindak kriminal seperti pembunuhan, itu tak layak lagi disebut sebagai sekadar kenakalan remaja.