Apalagi di era media sosial sekarang ini, tanpa pulang kampung pun, bisa berkomunikasi dengan masyarakat di daerah lain dengan mudah.
Harus diakui, hubungan baik para perantau dengan kampung halamannya, Â merupakan sesuatu yang positif bagi kedua belah pihak.
Masyarakat di kampung merasa beruntung karena para perantau lazimnya banyak memberikan bantuan untuk kemajuan kampungnya.
Di lain pihak, nama perantau sukses akan harum di kampung halaman. Inilah yang menjadi modal untuk keterpilihannya dalam pemilu legislatif.
Bahkan, ada yang memilih bertarung di dapil yang bukan kampung halamannya, yang tidak ada jejak masa lalunya atau masa lalu orang tuanya di dapil tersebut.
Tapi, sepanjang punya cara kampanye yang jitu agar berhasil merebut hati masyarakat di dapilnya, ya mungkin masih ada harapan untuk terpilih.
Cara kampanye yang jitu tersebut harus sesuai aturan, jangan sampai melakukan politik uang yang bisa menggoyahkan sendi demokrasi.
Namun, tetap saja harus diwaspadai adanya kelemahan yang sudah di depan mata, yakni anggota legislatif kurang menangkap aspirasi warga di daerah yang diwakilinya.
Hanya saja, dilihat dari sisi para caleg, fenomena di atas merupakan hal yang wajar dan telah berlangsung sejak beberapa kali pemilu.
Jakarta adalah gudangnya tokoh-tokoh nasional, baik dari kalangan politisi murni, maupun selebriti yang banting setir jadi politisi.
Nah, jika semuanya bertarung di dapil Jakarta, tentu saja peluang terpilihnya kecil. Sehingga, ekspansi ke daerah dianggap pilihan yang tepat.