Nah, ada pertanyaan yang sering kita dengar, termasuk dari mereka yang kurang setuju pemain naturalisasi, yakni: "sebegitu sulitkah mencari 11 pemain hebat dari 270 juta  penduduk Indonesia?
Pertanyaan itu melahirkan pertanyaan berikutnya yang juga menjadi judul artikel ini, adakah korelasi antara jumlah penduduk dengan prestasi sepak bola suatu negara?
Bila kita meluangkan waktu sejenak untuk membaca beberapa referensi tentang negara-negara yang hebat sepak bolanya, ternyata tak ada korelasi yang signifikan dengan jumlah penduduk.
Buktinya, China dan India sebagai dua negara yang terbanyak populasinya di muka bumi, masing-masing berpenduduk lebih dari 1 miliar jiwa, belum disebut sebagai negara hebat dalam sepak bola.
China boleh saja hebat di cabang olahraga lain. Bukankah China pernah menjadi juara umum Olimpiade, pesta olahraga multicabang terbesar di dunia?
Artinya, cara China mencetak atlet, konon digembleng dengan ketat sejak dini, seperti di cabang atletik, senam, dan renang, diakui sangat efektif oleh pakar olahraga.
Namun, cara yang sama belum berhasil mencetak 11 pemain sepak bola kaliber dunia, sehingga di Piala Asia 2023 China gagal melaju ke babak 16 besar.
Tadi malam (22/1/2024), China ditundukkan tuan rumah Qatar, dan hanya finish di peringkat ketiga grup A, dengan raihan 2 poin (lebih jelek dari Indonesia yang sudah 3 pon di grup D).
Bedanya dengan Indonesia, China tak tertarik melakukan naturalisasi. Mungin ada segelintir pemain naturalisasi di China, tapi tidak sebanyak di Indonesia.
Bagaimanapun, China lebih unggul dari Indonesia. China pada tahun 2002 ikut Piala Dunia, meskipun tanpa poin dan tanpa gol sama sekali.
Indonesia juga pernah tampil sekali di Piala Dunia, tapi sewaktu masih bernama Hindia Belanda, saat persaingan menuju ke sana belum seketat setelah Indonesia merdeka.