Tak kalah penting kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan mempengaruhi orang lain, yang menjadi senjata bagi mereka yang bekerja di bidang pemasaran.
Kemudian, perlu diingat, ada satu hal yang mutlak dalam bidang apapun, temasuk dalam berbisnis, adalah keseriusan dalam bekerja.
Keseriusan tersebut antara lain terlihat dari konsistensi dalam bekerja. Jangan seperti kutu loncat yang serba coba-coba.
Jangan pula terlalu santai seperti bekerja hanya sekadar mengisi waktu, atau menganggap bekerja seperti bermain-main saja.
Jangan terlalu lembek. Begitu bertemu hambatan, bukannya mencari solusi untuk mengatasinya, tapi malah menghindarinya atau langsung menyerah.
Jika suatu usaha dibuat berdasarkan perencanaan yang matang, katakanlah melalui studi kelayakan, kemungkinan akan berhasilnya lebih besar.
Tapi, keberhasilan itu akan dicapai secara bertahap. Bahkan, biasanya ada tahap jatuh bangunnya. Tak akan selalu mulus. Tak ada pula usaha yang langsung besar.
Banyak pebisnis yang langsung membuka usahanya secara besar-besaran. Awalnya seakan-akan memberi harapan, karena pelanggan berdatangan. Tapi, mempertahankan pelanggan ternyata lebih sulit dibandingkan mencari pelanggan baru.Â
Awalnya pelanggan datang karena memenuhi hasrat penasarannya melihat tampilan usaha baru yang terkesan megah. Atau, penasaran karena promosinya yang gila-gilaan.
Namun, pada akhirnya pertimbangan terkait mutu produk, harga, pelayanan, dan faktor mendasar lainnya, menjadi kunci untuk bertahannya pelanggan lama sekaligus mendapatkan pelanggan baru.
Bila pelanggan semakin banyak, maka perkembangan usaha tentu semakin pesat. Ketika itu boleh saja membuka cabang di tempat lain atau dengan menggunakan sistem franchise (waralaba).