Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Ada Uang dan Punya Bakat Tak Menjamin Sukses Berbisnis

11 Januari 2024   06:39 Diperbarui: 12 Januari 2024   01:53 3838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Kondisi Pasar Tanah Abang pada Rabu (13/9/2023). Dinobatkan sebagai yang terbesar di Asia Tenggara, kondisi Pasar Tanah Abang justru kini kian sepi.(KOMPAS.com/Joy Andre T.)

Banyak orang yang merasa punya bakat untuk menjadi seorang pelaku usaha atau biasa disebut sebagai berwiraswasta atau wirausaha.

Tapi, di antara mereka yang mengaku punya bakat itu, cukup banyak pula yang berkali-kali mengalami kegagalan dan akhirnya memilih untuk tidak berbisnis lagi.

Bahkan, di antara yang gagal itu, tak sedikit yang telah menanamkan modal dalam jumlah yang relatif besar. Sayangnya, modal itu akhirnya "terbenam" begitu saja.

Memang, secara umum, dua faktor penentu dalam berbisnis adalah bakat dan modal. Sehingga, jika sudah punya dua-duanya, dinilai kesuksesan hanya soal waktu.

Padahal, masalahnya tidaklah sesederhana itu. Soal modal barangkali gampang dihitung berapa jumlah yang diperlukan.

Tapi, soal "bakat" bukanlah hal yang gampang diukur. Maksudnya, orang yang mengaku punya bakat berbisnis, belum tentu punya semua kompetensi yang dibutuhkan untuk sukses berbisnis.

Kompetensi yang dimaksud di sini adalah sejumlah karakter unggul yang menurut referensi ilmiah diyakini menjadi faktor dominan dalam mendukung keberhasilan.

Sebagai contoh, ada kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan pemikiran (menganalisis, menyusun strategi, dan sebagainya).

Ilustrasi usaha terbengkalai | dok. foto: MPI, dimuat okezone.com
Ilustrasi usaha terbengkalai | dok. foto: MPI, dimuat okezone.com

Ada pula kompetensi yang berkaitan dengan integritas, inisiatif, daya juang untuk mencapai atau melampaui target, dan masih banyak lagi kompetensi lainnya.

Tak kalah penting kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan mempengaruhi orang lain, yang menjadi senjata bagi mereka yang bekerja di bidang pemasaran.

Kemudian, perlu diingat, ada satu hal yang mutlak dalam bidang apapun, temasuk dalam berbisnis, adalah keseriusan dalam bekerja.

Keseriusan tersebut antara lain terlihat dari konsistensi dalam bekerja. Jangan seperti kutu loncat yang serba coba-coba.

Jangan pula terlalu santai seperti bekerja hanya sekadar mengisi waktu, atau menganggap bekerja seperti bermain-main saja.

Jangan terlalu lembek. Begitu bertemu hambatan, bukannya mencari solusi untuk mengatasinya, tapi malah menghindarinya atau langsung menyerah.

Jika suatu usaha dibuat berdasarkan perencanaan yang matang, katakanlah melalui studi kelayakan, kemungkinan akan berhasilnya lebih besar.

Tapi, keberhasilan itu akan dicapai secara bertahap. Bahkan, biasanya ada tahap jatuh bangunnya. Tak akan selalu mulus. Tak ada pula usaha yang langsung besar.

Banyak pebisnis yang langsung membuka usahanya secara besar-besaran. Awalnya seakan-akan memberi harapan, karena pelanggan berdatangan. Tapi, mempertahankan pelanggan ternyata lebih sulit dibandingkan mencari pelanggan baru. 

Awalnya pelanggan datang karena memenuhi hasrat penasarannya melihat tampilan usaha baru yang terkesan megah. Atau, penasaran karena promosinya yang gila-gilaan.

Namun, pada akhirnya pertimbangan terkait mutu produk, harga, pelayanan, dan faktor mendasar lainnya, menjadi kunci untuk bertahannya pelanggan lama sekaligus mendapatkan pelanggan baru.

Bila pelanggan semakin banyak, maka perkembangan usaha tentu semakin pesat. Ketika itu boleh saja membuka cabang di tempat lain atau dengan menggunakan sistem franchise (waralaba).

Bisa pula membuka jenis usaha lain yang masih berkaitan dengan usaha yang telah ada. Sehingga, lama-lama bisa menjadi semacam konglomerasi.

Namun, jangan sampai usaha yang baru dimulai langsung ditinggalkan dan membuka usaha baru yang tidak ada kaitannya dengan usaha sebelumnya.

Sekali lagi, merasa punya bakat dan punya dana, tidak menjadi jaminan kesuksesan bisnis. 

Perlu jatuh bangun untuk memperbanyak jam terbang. Dengan berbekal kompetensi unggul, termasuk di dalamnya pengetahuan dan pengalaman, kesuksesan berbisnis sangat mungkin diraih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun