Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengumuman di Bandara, Perlu Sangat Keras Volumenya?

13 Januari 2024   07:55 Diperbarui: 13 Januari 2024   08:07 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang tunggu Bandara Halim, Jakarta Timur|dok. Rosidin Karidi/Kompasiana.com

Saat saya lagi berada di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada hari Rabu siang (20/12/2023), tiba-tiba ada panggilan telepon dari kakak saya.

Baru sebentar saya menyimak apa yang dikatakan kakak saya, kemudian saya tak lagi mendengar apa-apa, karena suara di telepon "ditenggelamkan" pengumuman dari petugas bandara.

Menurut saya, volume pengumuman itu terlalu keras. Saya coba berjalan ke lokasi lain, tepatnya dekat toilet dan musala, yang sudah paling ujung di ruang tunggu itu.

Namun, tetap saja suara pengumuman itu bagi saya sangat mengganggu. Tentu, bila saya lagi salat di musala, pengumuman itu bisa merusak kekhusyukkan saya.

Mau tak mau, saya minta maaf ke kakak saya, agar selama ada pengumuman, tak usah ngomong dulu, meskipun pengumuman itu tidak bermanfaat untuk saya.

Soalnya, saya mendengar yang diumumkan itu adalah jadwal penerbangan lain yang bukan pesawat yang akan saya naiki.

Pengumuman membutuhkan waktu relatif lama karena diumumkan juga dalam bahasa Inggris, meskipun saya tidak melihat satu pun orang berwajah asing di ruang tunggu.

Tapi, saya paham, sudah standarnya begitu, ada pengumuman berbahasa Inggris. Bahkan, di Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, pengumumannya dalam 3 bahasa, termasuk bahasa Melayu Riau.

Padahal, bahasa Melayu Riau sangat tipis perbedaannya dengan Bahasa Indonesia, selain soal dialek di mana kata berakhiran "a" dibaca dengan "e".

Insya Allah, tanpa mendengar pengumuman pun, saya biasanya sering membaca pengumuman di layar kaca yang tersebar di sejumlah titik di ruang tunggu.

Jadi, apakah pesawat yang akan saya tumpangi ditunda penerbangannya, atau penumpang sudah diminta naik pesawat melalui gerbang nomor berapa, saya sudah membaca.

Memang, kakak saya yang lagi menelpon pun mengakui bahwa ia juga mendengar betapa kerasnya volume suara pengumuman di bandara itu. 

Jangankan menelpon, sesama penumpang di ruang tunggu yang lagi ngobrol-ngobrol, saya rasa juga merasa terganggu dengan pengumuman itu.

Hanya mereka yang memakai headset mendengarkan musik yang mungkin tetap enjoy. Yang lagi chatting di media sosial, tetap mengetik di hape, meskipun ada pengumuman.

Pengumuman di bandara, bagaimanapun mungkin masih dirasa perlu, mengingat para penumpang pesawat di negara kita belum semua terbiasa membaca di layar pengumuman.

Sedangkan di beberapa bandara besar di luar negeri, ada yang tidak lagi menggunakan pengumuman melalui pengeras suara. Semua pengumuman dibuat secara tertulis di layar kaca.

Okelah, di Indonesia yang perlu dibenahi adalah masalah setting volume di sound system-nya, dan frekuensi pengumuman yang reltif sering.

Terkadang, baru saja pengumuman tentang satu hal dibacakan, sudah terdengar lagi pengumuman tentang hal lain.

Selama ini, materi yang diumumkan adalah terkait pesawat yang baru mendarat dan pesawat yang diperkirakan akan terlambat mendarat.

Demikian pula pesawat yang akan segera terbang atau pesawat yang karena alasan tertentu ditunda penerbangannya, juga diumumkan melalui pengeras suara.

Hal lain yang juga diumumkan adalah memanggil penumpang untuk boarding atau naik pesawat, dan memanggil penumpang tertentu untuk melapor ke petugas.

Dari sejumlah hal di atas, tidak semuanya perlu diumumkan dengan pengeras suara. Pesawat yang mendarat dan terbang tepat waktu, diasumsikan telah diketahui mereka yang berkepentingan.

Diharapakan pengumuman cukup dari layar saja, alias menjadi silent airport. Setiap pengunjung harus aktif mencari informasi yang diperlukannya.

Contoh bandara yang tidak bising dengan suara pengumuman itu sudah ada di Indonesia, yakni di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun