Jadi, apakah pesawat yang akan saya tumpangi ditunda penerbangannya, atau penumpang sudah diminta naik pesawat melalui gerbang nomor berapa, saya sudah membaca.
Memang, kakak saya yang lagi menelpon pun mengakui bahwa ia juga mendengar betapa kerasnya volume suara pengumuman di bandara itu.Â
Jangankan menelpon, sesama penumpang di ruang tunggu yang lagi ngobrol-ngobrol, saya rasa juga merasa terganggu dengan pengumuman itu.
Hanya mereka yang memakai headset mendengarkan musik yang mungkin tetap enjoy. Yang lagi chatting di media sosial, tetap mengetik di hape, meskipun ada pengumuman.
Pengumuman di bandara, bagaimanapun mungkin masih dirasa perlu, mengingat para penumpang pesawat di negara kita belum semua terbiasa membaca di layar pengumuman.
Sedangkan di beberapa bandara besar di luar negeri, ada yang tidak lagi menggunakan pengumuman melalui pengeras suara. Semua pengumuman dibuat secara tertulis di layar kaca.
Okelah, di Indonesia yang perlu dibenahi adalah masalah setting volume di sound system-nya, dan frekuensi pengumuman yang reltif sering.
Terkadang, baru saja pengumuman tentang satu hal dibacakan, sudah terdengar lagi pengumuman tentang hal lain.
Selama ini, materi yang diumumkan adalah terkait pesawat yang baru mendarat dan pesawat yang diperkirakan akan terlambat mendarat.
Demikian pula pesawat yang akan segera terbang atau pesawat yang karena alasan tertentu ditunda penerbangannya, juga diumumkan melalui pengeras suara.
Hal lain yang juga diumumkan adalah memanggil penumpang untuk boarding atau naik pesawat, dan memanggil penumpang tertentu untuk melapor ke petugas.