Banyak pula yang memaksakan diri membeli mobil seken, karena belum mampu untuk membeli mobil baru.
Tapi, membeli mobil seken pun punya konsekuensi yang perlu diantisipasi. Biaya pemeliharaan mobil seken itu relatif berat.
Belum lagi biaya lain yang berkaitan dengan kendaraan, baik baru maupun bekas, perlu disediakan secara rutin.
Biaya dimaksud seperti biaya bahan bakar, ongkos parkir, tol, pak ogah, dan sebagainya. Ada lagi biaya yang dikeluarkan setiap tahun, yakni pajak kendaraan bermotor.
Sebagian orang membeli mobil bukan untuk dipakai setiap hari ke tempatnya bekerja, tapi hanya digunakan setiap akhir pekan atau untuk kegiatan insidentil.
Ada lagi yang karena terdesak kebutuhan dana, kemudian terpaksa menjual kendaraan roda empatnya.
Namun perlu diingat, harga mobil yang sudah dipakai cepat sekali mengalami penurunan, berbanding terbalik dengan harga tanah.
Makanya, kalau ada yang boleh sedikit dipaksakan, termasuk dengan cara kredit, sebaiknya itu dilakukan untuk membeli rumah.
Masalahnya itu tadi, semakin terlambat membeli rumah, harganya semakin gila-gilaan dan mungkin tidak akan pernah terjangkau lagi.
Jika dana sudah berlebih setelah menyisihkan untuk dana darurat, baru kondusif untuk membeli mobil.Â
Itupun dengan mempertimbangkan bahwa mobil itu memang diperlukan untuk mendukung kegiatan sehari-hari.