Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nasi Padang Serba Rp 10.000 Vs Kenaikan Harga Cabai

1 Desember 2023   05:04 Diperbarui: 1 Desember 2023   05:14 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warung makan yang menjual Nasi Padang, maksudnya nasi putih dengan lauk khas masakan Minang, sangat gampang ditemui di berbagai daerah di negara kita.

Hal itu mengindikasikan bahwa Nasi Padang digemari oleh mayoritas masyarakat Indonesia, bukan hanya terbatas pada orang Minang semata.

Artinya, masakan tradisional Minang tersebut cocok di lidah banyak orang. Bahkan, orang luar Indonesia pun tak sedikit yang menyukainya.

Warung Nasi Padang itu sendiri harga makanannya bervariasi, dari yang murah hingga yang mahal. Faktor lokasi dan mewah tidaknya tampilan rumah makan ikut jadi penentu harga makanan.

Tapi, semurah-murahnya makanan di Rumah Makan Padang, secara umum tetap lebih mahal ketimbang makan di Warung Tegal (Warteg).

Makanya, mereka yang kebetulan lagi punya uang sangat pas-pasan, biasanya tidak berani makan di warung Padang. 

Soalnya, rata-rata warung nasi Padang tidak punya daftar menu dan daftar harga makanan. Kepada pelanggan yang datang langsung dihidangkan aneka lauk di atas meja makan.

Setelah selesai makan, baru dihitung oleh pelayan apa saja yang dimakan oleh si pelanggan dan berapa harus dibayarnya ke meja kasir.

Tidak lucu bukan, bila pelanggan telah menghabiskan makanan, ternyata jumlah yang harus dibayarnya lebih besar dari uang yang ada di kantongnya.

Namun, mungkin karena sengitnya persaingan , sekarang bermunculan warung nasi Padang yang menuliskan harga makanan yang terbaca dengan jelas oleh pelanggan yang mau masuk.

Bahkan, tak sedikit yang memakai sistem harga yang sama untuk semua jenis makanan, contohnya dengan harga "serba Rp 10.000".

Jadi, nasi dengan lauk ayam goreng, atau nasi rendang, nasi dendeng, dan sebagainya, semuanya cukup dengan membayar Rp 10.000.

Bisa jadi kalau pelanggan minta nasi dengan lauk tempe tahu, porsi tempe tahunya akan besar, karena harga tahu tempe tidak semahal daging.

Tapi, jika pelanggan pesan nasi dengan lauk daging, maka potongan dagingnya agak kecil, agar dengan tarif Rp 10.000 masih masuk hitung-hitungannya.

Strategi tersebut lumayan ampuh, terbukti cukup banyak rumah makan Padang yang mengikuti sistem ini, terutama warung yang berlokasi di jalan kecil di kawasan padat penduduk.

Menjadi pertanyaan, di tengah kenaikan harga sembako seperti yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini, bagaimana kiat pengusaha warung makan serba Rp 10.000 untuk bertahan?

Apalagi, seperti diketahui, masakan Padang relatif pedas dan tentunya memerlukan banyak cabai dalam pengolahannya.

Di lain pihak, dalam beberapa minggu terakhir ini harga cabai mengalami kenaikan cukup signifikan. Berita tentang hal ini cukup ramai di media massa.

Langkah apa kira-kira yang dilakukan pemilik warung makan dengan harga serba Rp 10.000 untuk menyiasatinya?

Pertama, porsi daging yang sudah kecil barangkali akan diperkecil lagi. Pelanggan yang tidak puas, silakan memesan 2 porsi, tentu dengan harga dua kalinya.

Kedua, cabainya mungkin akan dicampur antara jenis cabai yang selama ini digunakan, disusupi sedikit cabai dengan mutu yang lebih rendah.

Ketiga, apabila sangat terpaksa, maka tak bisa lain, harga serba Rp 10.000 akan berubah jadi serba Rp 11.000 atau bahkan serba Rp 12.000.

Perlu diingat, taktik harga sama untuk semua barang tidak hanya ada di warung makan, tapi juga ada di toko pakaian, toko cenderamata, dan sebagainya.

Maka, pelaku usaha yang menerapkan harga seragam itu perlu pintar-pintar menyiasati di saat inflasi yang meningkat seperti sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun