Mungkin tidak ada yang menyangkal, berbicara soal makanan, khususnya berupa nasi plus lauk pauknya, berbagai masakan Minang merupakan jagoannya di tanah air.
Pernyataan di atas sama sekali tidak bermaksud meremehkan makanan dari berbagai daerah lain. Tapi, fakta berbicara, betapa banyaknya Rumah Makan Padang di berbagai penjuru nusantara.
Artinya, masyarakat yang bukan orang Minang pun menyukai masakan Minang. Tidak sekadar suka, banyak malah yang ketagihan makanan yang juga sering disebut dengan Masakan Padang itu.
Perlu diketahui, orang Minang yang pandai memasak memang sudah hal yang lazim. Jadi, bukan orang Minang yang membuka usaha warung makan saja yang jago di dapur.
Jika kita bertamu ke banyak rumah-rumah di Sumbar dan berkesempatan disuguhi makan nasi oleh tuan rumah, ibu-ibu rumah tangga di sana juga rata-rata pandai memasak.
Bahkan di zaman dulu, gadis-gadis Minang dengan antusias belajar memasak. Tak pandai memasak menjadi sesuatu yang memalukan dan dianggap belum layak mendapat suami.
Ibu-ibu pun sudah mengajarkan anak gadisnya bagaimana cara memasak sejak si anak akil baligh. Mulanya sekadar membantu-bantu di dapur dan mengerjakan pekerjaan ringan.
Lama-lama si anak sudah paham cara memilih bahan yang akan dimasak, meracik bumbu, dan mengolahnya hingga menjadi masakan yang lezat.
Maka, membuat rendang yang membutuhkan berbagai bumbu dan dimasak berjam-jam dengan api yang kecil, menjadi keahlian banyak gadis Minang.
Tapi, sekali lagi, itu dulu. Sekarang, ibu-ibu muda di berbagai kota di Sumbar banyak yang berkarier di kantor atau di tempat lain yang bekerja secara full time.