Mencermati pergerakan nilai rupiah akhir-akhir ini, terlihat jelas telah terjadi pelemahan yang signifikan dalam nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS.
Pada penutupan perdagangan valuta asing dalam sepekan terakhir, yakni pada Jumat sore (20/10/2023), rupiah melemah ke posisi Rp 15.872 per dolar AS.
Kemudian, pada pembukaan perdagangan minggu ini, yakni pada Senin pagi (23/10/2023), rupiah semakin melemah menjadi Rp 15.883 per dolar AS.
Bahkan, beberapa pengamat memperkirakan rupiah masih berpotensi melemah lagi dengan menembus angka Rp 15.900 per dolar AS.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan rupiah di atas, salah satu yang utama adalah terkait perkembangan geopolitik di Timur Tengah.
Seperti diketahui, saat ini tengah berkobar perang antara Israel dan Hamas (organisasi di Palestina) yang telah menewaskan banyak warga sipil.
Langsung atau tidak langsung, peperangan akan berimbas pada stabilitas pasar dan komoditas, distribusi kebutuhan pangan dan non pangan, serta perdagangan secara umum.
Selain itu, kenaikan suku bunga di AS juga memicu pelemahan rupiah, meskipun Bank Indonesia (BI) juga sudah memutuskan kenaikan suku bunga acuan.
Nah, menghadapi tren pelemahan rupiah di atas, sikap masyarakat dalam meresponnya akan sangat menentukan, apakah kondisi akan makin memburuk, atau bisa dikendalikan.
Maksudnya, jika masyarakat merespon secara negatif, bukan tidak mungkin perekonomian kita semakin terpuruk dan membuat sebagian besar masyarakat menderita.
Sebaliknya, jika masyarakat merespon secara positif, maka pelemahan rupiah malah bisa menjadi titik balik bagi kebangkitan ekonomi dalam negeri.
Apa saja yang perlu kita lakukan sekarang ini? Paling tidak, seperti beberapa hal yang diuraikan berikut ini.
Pertama, sudah saatnya kita semakin mencintai produk dalam negeri. Artinya, jika kita membutuhkan suatu produk, maka utamakan membeli buatan Indonesia.
Perlu diketahui, ketika rupiah melemah, produk impor akan semakin mahal. Masalahnya, meskipun mahal, jika masih diburu konsumen, akan memperburuk perekonomian nasional.
Adapun kalau kita membeli produk dalam negeri, akan membuat industri dan wirausaha di tanah air semakin berkembang dan sekaligus mengurangi tingkat pengangguran.
Kedua, masyarakat kelas menengah ke atas jangan ikut-ikutan menimbun dolar AS karena merasa sangat cemas rupiah semakin melemah.
Saatnya jiwa nasionalisme kita gelorakan dan yakinlah bahwa cepat atau lambat nilai rupiah akan kembali stabil.
Ketiga, misalnya kita punya dana berlebih dan akan diinvestasikan, sebaiknya melakukan investasi di dalam negeri.
Ada banyak pilihan investasi di dalam negeri yang menguntungkan. Contohnya, dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) seperti obligasi yang diterbitkan pemerintah RI.
SBN tersebut menawarkan imbal hasil yang menggiurkan, di atas rata-rata suku bunga deposito bank.
Jadi, mari kita bersikap positif, sehingga perekonomian nasional bisa terbantu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H