Orang yang memanfaatkan salah satu ruangan di bagian depan rumahnya untuk berdagang, merupakan hal yang lazim kita temui di banyak tempat.
Warga kelas menengah ke bawah yang kekurangan modal memang cenderung mencari penghasilan dengan memanfaatkan apa yang ada.Â
Maksudnya, tak punya uang untuk menyewa kios bukan berarti tak bisa berusaha. Pojok depan rumah pun bisa disulap jadi kios untuk berjualan.
Berdagang makanan, kue, minuman, rokok, peralatan mandi, dan berbagai kebutuhan harian, bisa dilakukan dari rumah, terutama di kawasan yang padat penduduk.
Biasanya, jika seorang bapak yang jadi kepala rumah tangga punya pekerjaan tetap, maka ibunya yang kebetulan jadi ibu rumah tangga yang berdagang di rumah.
Namun, bisa pula justru si kepala rumah tangga yang gara-gara kena PHK, menjadi "pemain utama" sebagai pedagang rumahan.
Banyak yang berhasil dengan memulai usaha dari rumah, sehingga berkembang menjadi pengusaha yang punya beberapa cabang.
Hanya saja, harus diakui tak sedikit yang gagal secara terus menerus. Coba ikuti kisah seorang ibu muda bernama Riri berikut ini.
Riri sudah beberapa kali mengganti barang yang dijualnya. Pernah berjualan makanan dan pernah juga menjual barang harian.
Untuk makanan, Riri pernah menjual aneka gorengan, tapi kemudian beralih menjual empek-empek, sebelum beralih lagi menjual soto.