Jadi, sarjana yang sukses dalam meniti karier, adalah sarjana yang punya pemikiran yang cerdas. Nah, buah pemikiran itu butuh kemampuan menyampaikannya kepada orang lain.
Ada dua cara menyampaikan pikiran yang sama-sama perlu dikuasai seorang sarjana, yakni dengan cara berbicara seperti presentasi dan dengan cara menuliskannya.
Kedua cara itulah yang selama ini terakomodir dalam tugas akhir menulis skripsi dan mempresentasikannya dalam semacam ujian sidang skripsi.
Apa yang ditulis dan apa yang dipresentasikan tersebut diharapkan mampu menggambarkan logika berpikir yang sistematis.
Dalam menggali kompetensi, bagi pelamar kerja yang fresh graduate dan nihil pengalaman, oleh pewawancara biasanya akan bertanya tentang skripsi yang dibuat pelamar.
Memang, tak semua kompetensi bisa tergali dari penulisan skripsi. Tapi, paling tidak, ada 3 kompetensi yang didapat pewawancara yang berkaitan dengan thinking (pemikiran).
Pertama, untuk mengukur kemampuan si pelamar dalam berpikir analitis (analytical thinking).
Artinya, bagaimana si pelamar dalam memetakan masalah, menemukan bagian-bagian dari suatu masalah yang kompleks dan menunjukkan hubungan antar bagian-bagian tersebut.
Kedua, untuk mengukur kemampuan si pelamar dalam berpikir konseptual (conceptual thinking).Â
Artinya, bagaimana si pelamar melihat atau memahami big picture dari berbagai kondisi yang sebelumnya merupakan data yang tersebar.
Ketiga, untuk mengukur kemampuan si pelamar dalam berpikir strategis (strategic thinking).