Ketika pertama kali menjajal ayam pop, seingat saya di sekitar tahun 1981-1982 di Rumah Makan Simpang Raya, di pusat kota Padang.
Kemudian, ketika saya hijrah jadi warga Jakarta sejak 1986, ayam pop sudah menjadi menu yang lazim tersedia di rumah makan Padang yang besar (kalau yang kecil, belum tentu ada).
Kenapa dinamakan ayam pop? Mari lihat dulu sejarahnya, karena penemuan ayam pop relatif belum terlalu lama, maksudnya belum berabad-abad seperti rendang.
Ada dua versi asal usul ayam pop. Menurut stekom.ac.id, ayam pop berasal dari Restoran Family Benteng Indah di Bukittinggi. Restoran ini berdiri sejak 1963.
Awalnya, restoran hanya menjual ayam goreng biasa. Namun, suatu kali karena banyaknya pesanan, pemilik restoran merebus ayam dalam jumlah banyak.
Rebusan dalam santan itu dibumbui cincangan bawang putih, kemudian digoreng sebentar agar pelanggan tidak menunggu lama.
Ternyata, hidangan tersebut menjadi populer karena rasanya yang lebih gurih dan aromanya khas dari air kelapa.
Warnanya pun khas, yakni putih pucat mirip dengan ayam hainan yang merupakan ayam rebus khas Tionghoa.
Versi kedua, ayam pop mulai populer di Sumbar pada tahun 1976 dan pelopornya adalah Rumah Makan Simpang Raya.
Hingga sekarang Simpang Raya menggunakan slogan "Istana Ayam Pop" di semua restorannya.
Jadi, kembali ke soal nama, konon karena di dekade 1970-an istilah musik bergenre populer (disingkat dengan pop) lagi digandrungi masyarakat.