Yang juga selalu ada di setiap karnaval tujuh belasan, adalah kelompok yang memakai baju adat dari berbagai suku atau etnis yang ada di negara kita, dari Aceh sampai Papua.
Pakaian adat tesebut menggambarkan betapa kayanya kebudayaan kita yang wajib kita pelihara sampai kapan pun.
Pertanyaannya, dari mana para peserta mendapatkan baju adat? Mungkin ada beberapa orang yang orang tuanya punya baju adat.
Tapi, itupun tentu baju adat sesuai suku orang tua. Misalnya, orang Sunda mungkin saja punya baju adat Sunda yang disimpan dan dirawat dengan baik.
Padahal, para peserta karnaval akan berbagi peran dan masing-masing akan kebagian memakai baju adat yang berbeda-beda.
Untuk membeli bahan sendiri dan minta dijahitkan sama ahlinya, selain mahal juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Untunglah sekarang ini di berbagai kota, terutama kota besar, muncul tempat menyewa berbagai baju adat.
Jangan heran, masa panen bagi bisnis penyewaan baju adat adalah di bulan Agustus, ketika semua stoknya laris manis disewa.
Mungkin tidak banyak yang menyadari, betapa besar cuan yang diraup oleh pelaku bisnis penyewaan baju adat.
Selama ini, yang sering diungkap lebih banyak pada penjualan bendera dan segala pernak-perniknya, termasuk juga penjualan pohon pinang yang mau digunakan untuk lomba panjat pinang.
Padahal, potensi bisnis penyewaan baju adat justru lebih dahsyat, dan bukan hanya pada momentum bulan Agustus saja.