Seorang keponakan saya yang lulusan S-1 kependidikan, memilih untuk fokus berdagang pakaian muslimah dengan mengandalkan promosi melalui beberapa aplikasi media sosial.
Awalnya, sang keponakan (panggil saja namanya Indah), sudah menjadi guru honorer di sebuah SMP di Payakumbuh, Sumbar.
Tahu sendiri betapa kecilnya honor guru di negara kita. Harapannya memang agar bisa menjadi guru ASN. Sayangnya Indah sudah dua kali gagal dalam seleksi ASN.
Sementara itu, usahanya berjualan hijab dengan rajin menggunggah foto di media sosial, cukup menjanjikan.
Makanya, Indah sejak 3 tahun lalu memilih berhenti jadi guru honor dan serius menjadi seorang pelaku wirausaha sistem daring.Â
Agar pelanggannya juga bisa melihat langsung contoh barang, Indah kemudian membangun kios kecil bergaya kekinian di sudut teras rumahnya.
Tentu, pelanggan yang datang ke kios tersebut hanya yang berdomisili di Payakumbuh dan sekitarnya.
Namun, mayoritas pelanggan Indah justru datang dari berbagai penjuru, bahkan tak sedikit yang di luar Pulau Sumatera.
Itulah hebatnya berdagang via media sosial. Pelanggan bisa muncul dari mana-mana. Peran jasa ekspedisi sebagai pengirim barang menjadi sangat penting.
Ketika akan memasuki bulan puasa beberapa bulan lalu, Indah menghubungi saya. Ia bermaksud meminjam sejumlah uang sebagai modal untuk menyetok barang.