Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memasuki Tahun Ajaran Baru, Kenapa Toko Emas Diserbu?

14 Juli 2023   05:22 Diperbarui: 14 Juli 2023   05:48 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi toko emas|dok. detik.com

Tahun ajaran baru sudah beberapa hari ini dimulai, khususnya untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekoloh Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK).

Sedangkan untuk tingkat perguruan tinggi, seperti juga pada tahun-tahun sebelumnya, proses perkuliahan pada tahun ajaran baru akan dimulai bulan Agustus mendatang. 

Bagi kebanyakan orang tua yang punya anak-anak dalam masa pendidikan, tahun ajaran baru merupakan saatnya merogoh kocek lebih dalam.

Apalagi bila si anak akan memulai kuliah atau masuk sekolah menengah favorit, akan terasa lebih berat lagi.  

Apapun istilahnya, biasanya disebut uang pangkal, faktanya uang masuk sekolah atau kuliah itu relatif mahal bagi sebagian besar warga.

Sayangnya, secara rata-rata, orang tua di negara kita tidak punya perencanaan yang matang dan tidak punya dana yang memadai saat mulainya tahun ajaran baru.

Sebetulnya, saat sebuah keluarga mendapat anugerah dengan kelahiran seorang putra atau putri, tentu sudah terbayang tentang dana pendidikan yang diperlukan si anak itu kelak.

Makanya, menyisihkan sebagian penghasilan untuk dimasukkan sebagai "tabungan pendidikan anak", menjadi suatu hal yang penting.

Sekarang ada banyak program yang berkaitan dengan rencana pendidikan anak, yang merupakan produk perbankan atau asuransi.

Produk tersebut didesain sedemikian rupa, merupakan gabungan antara produk tabungan, investasi, dan asuransi pendidikan.

Hanya saja, produk jasa keuangan di atas relatif tidak begitu berhasil memikat hati calon nasabahnya.

Soalnya, karena ada unsur investasinya, sebagian investasi dilakukan ke sektor yang berisiko tinggi oleh pihak pengelola produk.

Maka, ada produk tabungan pendidikan yang saat nasabah mengambil kembali dananya di tahun ajaran baru, hasilnya tidak semanis yang digambarkan saat nasabah membuka rekening.

Akhirnya, mereka yang sudah menyiapkan dana untuk ditabungkan, banyak yang memilih produk bank yang konvensional seperti deposito.

Namun demikian, banyak pula mereka yang sengaja masih memilih cara tradisional, yakni dengan memanfaatkan toko emas.

Di saat seseorang punya kelebihan uang, ia akan membeli sekian gram emas setara dengan dana yang dipunyainya.

Kalau ada lagi tambahan rezeki, ia kembali membeli emas, yang dinilainya sebagai tabungan untuk persiapan anak-anaknya nanti saat masuk sekolah atau kuliah.

Katakanlah beberapa tahun kemudian, orang yang membeli emas di atas sampai di saat anaknya masuk kuliah.

Lalu, ia akan pergi ke toko emas dengan membawa kuitansi pembelian saat dulu dibeli. Kuitansi ini sebagai bukti bahwa emasnya asli dan bukan emas curian.

Tentu, harga jual dari konsumen ke toko emas sedikit lebih rendah dibandingkan dengan harga saat konsumen membeli. Itulah yang menjadi keuntungan bagi toko emas.

Tapi, bila emas disimpan setelah sekian lama, katakanlah di atas 5 tahun, konsumen menerima uang penjualan emas yang jauh lebih banyak ketimbang harga belinya dulu.

Makanya, orang bilang membeli emas itu sama juga dengan menabung, karena nilainya dalam jangka panjang cenderung naik secara signifikan.

Memang, menabung dalam bentuk emas terkesan kuno. Tapi, banyak orang yang telah merasakan manfaatnya tetap setia menyimpan emas.

Jangan heran, saat memasuki tahun ajaran baru, toko emas ramai diserbu konsumennya. Mereka tidak membeli, tapi menjual emas.

Hasil penjualan emas tersebut digunakan untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka. Sebuah cara sederhana yang cukup efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun