Kita tidak bisa mengatakan bahwa yang namanya anak-anak sudah biasa bercanda sesama mereka.Â
Tapi, jika ada 10 anak, di mana 9 anak merundung seorang anak, jelas membuat si anak yang dirundung merasa tertekan luar biasa.
Maka, bila anak yang tertekan menjadi sangat dendam dan ingin membalas dengan cara yang ekstrim, tentu menurut si anak wajar saja.
Hanya saja, di lihat dari kacamata orang dewasa, tindakan anak sekolah membakar sekolahnya sendiri, sesuatu yang kebangetan.
Jadi, ada 2 hal yang harus dicari solusinya. Pertama, bagaimana caranya agar semua anak-anak tidak merundung teman-temannya.
Kedua, bagaimana agar anak-anak mampu mengelola emosinya dengan baik dan tidak nekat melakukan hal yang berlebihan, meskipun atas nama balas dendam.
Perlu diketahui, keseharian anak-anak sekarang sudah tidak bisa terlepas dari gawai dan media sosial.
Masalahnya, banyak contoh dari tayangan di media sosial yang berkaitan dengan perundungan.
Emosi yang gampang tersulut untuk melakukan tindak kekerasan, juga banyak jadi konten di media sosial, yang meracuni pikiran anak.
Diduga, pengaruh dari konten media sosial itulah yang membuat perundungan dan aksi kekerasan yang melibatkan anak-anak semakin sering terjadi.
Selain itu, keteladanan dari orang tua juga kurang berjalan dengan baik. Soalnya, orang dewasa banyak pula yang kecanduan media sosial.