Kebetulan, sewaktu pers menanyakan siapa yang bakal jadi cawapres Ganjar Pranowo (yang diusung PDIP), Presiden Jokowi menyebut sejumlah nama. Namun, Erick yang disebut pertama kali.
Kebetulan lagi, Erick juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia).
Karena Presiden Jokowi sangat concern dengan persepakbolaan nasional, maka Erick relatif lebih sering berada dekat Presiden ketimbang Sandi.
Ganjar dan Prabowo dalam beberapa kali kesempatan, terkesan seolah-olah mendapat endorse dari Presiden Joko Widodo.
Sampai-sampai hal itu ditafsirkan sebagai politik dua kaki Jokowi, dalam arti siapapun yang menang, Ganjar atau Prabowo, bagi Jokowi oke saja.
Baik Ganjar maupun Prabowo sama-sama dicitrakan sebagai seorang nasionalis. Dengan demikian, idealnya mendapatkan cawapres yang bercitra religius.
Sandi mungkin paham soal itu, sehingga memilih pindah dari Gerindra ke partai bernuansa Islam, Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Erick juga disebut-sebut sebagai "orang" Partai Amanat Nasional (PAN), partai yang cukup dekat dengan ormas Muhammadiyah.
Apakah Erick dan Sandi saling jegal? Bisa ya, bisa tidak. Tapi, perlu dicatat, keduanya sudah berteman baik sejak usia remaja, di mana Sandi lebih tua 1 tahun dari Erick (Sandi sekarang 54 tahun).
Mereka berdua kemudian juga sama-sama menuntut ilmu di negara Paman Sam, sebelum menjadi pebisnis ulung.