Meskipun sekolah negeri bersifat gratis, tapi komite orang tua murid mungkin saja membuat berbagai program yang memberatkan bagi anak dari keluarga tak mampu.
Jika "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" diterapkan, maka kerjasama orang tua murid dan guru seharusnya menggalang bantuan untuk  murid dari keluarga tak mampu.
Sangat sedih bila sebagian murid akhirnya terpaksa putus sekolah, antara lain karena sekolah gratis pun tidak betul-betul gratis semuanya.
Anak-anak pada dasarnya masih "suci", justru karena sikap orang tualah yang membuat anak-anak dengan latar belakang ekonomi keluarga yang berbeda, jadi tidak akrab.
Miris bila anak orang kaya berteman sesama anak orang kaya, dan secara tak langsung membuat anak orang tak berpunya merasa minder.
Jelaslah, kunci terbentuknya anak-anak yang berkarakter Pancasila, tergantung sikap dan perilaku sehari-hari orang tua di rumah dan guru di sekolah.Â
Anak-anak pada dasarnya meniru apa yang dilihatnya dari orang tua dan guru mereka. Percuma orang tua dan guru menceramahi anak, kalau malah tak mampu memberi contoh dalam perbuatan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H