Kedua, di kantor bank tertentu sering terlihat antrean nasabahnya, sehingga berurusan dengan bank bisa memakan waktu berjam-jam.
Ketiga, ke bank harus terlihat rapi, sehingga membuat enggan kalangan bawah yang terbiasa berpakaian ala kadarnya.
Keempat, andaipun tidak ke kantor bank dan bertransaksi secara online saja, ini juga membuat enggan mereka yang belum melek teknologi.Â
Kelima, berita tentang uang nasabah bank yang dibobol, juga membuat semakin enggan sebagian orang untuk menabung di bank.
Hal di atas menjadi tantangan bagi pemerintah dan perbankan, bagaimana agar program inklusi keuangan bisa berjalan dengan baik.
Seperti diketahui, program inklusi keuangan bermaksud agar pelayanan berbagai produk bank mampu menjangkau semua kalangan, termasuk kalangan bawah.
Jika program inklusi keuangan berhasil sepenuhnya, diharapkan tidak ada lagi kasus seperti yang dialami Rustini yang telah dibahas sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H