Tidak terasa, jadwal keberangkatan jemaah haji 2023 sudah semakin dekat. Sebelum itu, hingga bulan puasa yang lalu sangat banyak jemaah umroh asal Indonesia.
Memang, setelah ketentuan pembatasan sosial karena pandemi Covid-19 diperlonggar, terjadi lonjakan masyarakat kita yang berangkat ke tanah suci.
Hal itu wajar saja, mengingat selama sekitar 3 tahun penyelenggaraan umroh dan haji dilakukan dengan kapasitas yang sangat terbatas.
Jadi, kerinduan untuk beribadah di tanah suci yang sudah menumpuk demikian lama, seakan tumpah ruah sekarang ini, yang terlihat dari membludaknya jemaah umroh.
Sampai dengan bulan puasa yang lalu, jika kita ke Bandara Soekarno-Hatta, boleh dikatakan setiap hari ada saja rombongan umroh yang berangkat dan yang pulang.
Tapi, untuk jemaah haji tetap ada kuota. Meskipun Indonesia telah ditambah kuotanya, daftar tunggu jemaah haji rata-rata memakan waktu di atas 20 tahun, tergantung asal provinsinya.
Sangat jelas bahwa kegairahan jemaah asal Indonesia, baik untuk melaksanakan ibadah umroh maupun haji, sangat tinggi.
Tentu, hal itu menjadi femomena yang positif. Bisa sebagai pertanda meningkatnya kesalehan masyarakat, dan sekaligus sebagai tanda peningkatan kemakmuran.
Soalnya, untuk umroh biaya yang dikeluarkan tidaklah murah. Tarif yang paling murah pun sudah di atas Rp 30 juta.
Mereka yang punya uang, tapi belum punya kesadaran pentingnya beribadah ke tanah suci, akan menggunakan uangnya untuk berwisata ke Eropa.