Libur perayaan Idulfitri 2023 sudah sampai di hari terakhir saat tulisan ini dibuat, Senin (1/5/2023). Libur Senin ini sebetulnya bukan lagi karena lebaran, tapi kebetulan bertepatan dengan Hari Buruh.
Makanya, diduga hari ini menjadi puncak arus balik, di mana banyak pemudik melakukan perjalanan dari kampung halaman ke daerah perantauan masing-masing.
Sebetulnya, cuti bersama yang ditetapkan pemerintah sudah berakhir pada Selasa (25/4/2023) yang lalu. Jadi, sebagian pemudik sudah kembali bekerja sejak Rabu (26/4/2023).Â
Tapi, Presiden Jokowi mengimbau agar tidak terjadi penumpukan arus balik, para pekerja yang bisa bekerja tidak dari kantor, menunda perjalanan ke kota domisilinya.
Dapat dibayangkan, ketika para pemudik sudah sampai di rumah masing-masing sehabis pulang pergi melakukan perjalanan jauh, pasti dihinggapi perasaan lelah yang amat sangat.
Bagi mereka yang melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan motor, selain lelah mungkin juga masuk angin.
Tapi, yang terberat agaknya yang melakukan perjalanan darat yang melebihi 40 jam, seperti dari Jakarta ke Padang dan sebaliknya.
Bahkan, tak sedikit yang mudik dari Jakarta ke Medan naik bus, yang bisa menghabiskan 3 hari di perjalanan.
Orang Minang punya istilah "rangkik-rangkik" untuk menggambarkan kondisi badan yang sangat lelah dan pegal-pegal.
Di beberapa bagian tubuh seperi ada yang salah urat, dan ada bagian yang kaku. Pokoknya, sangat tidak nyaman.
Sebetulnya, ketika sampai di kampung, para pemudik sudah mulai rangkik-rangkik, meskipun belum terlalu parah.
Hanya saja, karena kehadiran pemudik ditunggu-tunggu sanak famili, dan lagi pula harus mempersiapkan acara lebaran, pemudik beristirahat sebentar saja sesampainya di kampung.
Jelaslah, kelelahan tersebut akhirnya berakumulasi dengan kelelahan bersilaturahmi dan berwisata di daerah asal.
Kemudian, kondisi kelelahan berat itu mencapai puncaknya saat perjalanan arus balik.
Jadi, ketika sampai kembali di rumah masing-masing, betapa leganya karena perjalanan panjang bolak balik itu telah berakhir.
Namun, masalahnya itu tadi, badan betul-betul terasa seperti mau "habis". Mau bekerja pun rasanya tidak bersemangat.
Kondisi rumah setelah 2 minggu ditinggalkan mungin lagi "centang perenang" (istilah Minang untuk kondisi sangat berantakan).
Tapi, biar saja rumah tersebut kacau balau. Rangkik-rangkik tubuh perlu diobati terlebih dahulu. Apa saja obatnya?
Pertama, tak ada kata lain, tidur nyenyak wajib dilakukan dengan durasi yang memadai.
Bahkan, mungkin durasi tidur sebaiknya lebih lama dari biasa, agar "utang" tidur di hari-hari sebelumnya, terbayar lunas.
Kedua, jika punya tukang pijat langganan yang merasa cocok dengan pijatannya, saatnya untuk dipijat.
Dengan demikian, apa yang tadi dirasakan salah urat dan ada bagian tubuh yang kaku, sudah kembali normal.
Ketiga, jika selama ini cocok dengan meminum rebusan jahe, kunyit, temulawak, madu, atau apapun jenis pengobatan tradisional, silakan dilakukan.
Keempat, ketika bangun setelah tidur panjang, jangan lupa melakukan peregangan dan senam ringan.
Kelima, setelah itu mandilah sepuas-puasnya dan sebersih-bersihnya. Ketika di jalan, mungkin tak bisa mandi secara sempurna, kecuali yang menginap di hotel yang bagus.
Seandainya di rumah ada fasilitas air hangat, tentu terasa lebih joss alias lebih segar.
Keenam, penting pula untuk mengonsumsi makanan sehat dengan gizi yang seimbang, dan meminum air putih atau air mineral.
Demikian saja, semoga bermanfaat bagi yang habis mudik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H