Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Anak Berkurung di Kamar Saat Tamu Datang, Ada Apa?

26 April 2023   05:03 Diperbarui: 26 April 2023   05:06 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang berkurung di kamar | dok. Freepik, dimuat nakita.grid.id

Kenapa si anak memilih berkurung saja di kamar? Di bawah ini diuraikan beberapa kemungkinan yang menjadi penyebabnya.

Pertama, anak tersebut kebetulan lagi sakit. Yang seperti ini, biasanya sebelum ditanya akan dijelaskan oleh orang tuanya kepada tamu yang datang

Kedua, anak tersebut punya karakter yang tidak suka keramaian, atau malas dengan suara berisik. 

Orang tua yang baik seharusnya mampu membujuk si anak untuk menemui tamu sebentar saja, dengan memberi pemahaman tentang pentingnya bersilaturahmi.

Ketiga, anak yang kurang percaya diri dengan pemampilan fisiknya. Bisa jadi wajahnya banyak jerawatnya, atau badannya lagi terlalu gemuk.

Peran orang tua untuk memberi semangat dan membangun rasa percaya diri anak menjadi hal penting, agar si anak mau bersalaman dengan tamu

Keempat, anak yang takut ditanya macam-macam oleh tamunya. Misalnya, ditanya tentang rapor di sekolah atau ranking anak di kelas.

Jika sudah bukan anak-anak lagi, biasanya takut ditanya kok belum wisuda sarjana, atau kok belum bekerja, dan bahkan berlanjut kok belum menikah.

Kelima, anak yang tak suka dengan tamunya karena sudah nguping dan tahu siapa yang datang. Misalnya tamu yang datang dinilai sombong.

Keenam, anak yang lagi kesal atau ngambek dengan orang tuanya. Mungkin ia ingin melampiaskannya dengan tidak ikut nongol di ruang tamu.

Ketujuh, anak yang lagi ada kesibukan khusus, misalnya akan mengikuti ujian di kampus atau lagi menyiapkan skripsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun