Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Mudik Gratis, Wujud Terima Kasih pada Pelanggan Setia

15 April 2023   04:52 Diperbarui: 15 April 2023   05:05 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, cara dimaksud adalah khusus bagi mereka yang beruntung, yang bisa ikut program mudik gratis yang diselenggarakan oleh pihak-pihak tertentu.

Program mudik gratis tersebut sebetulnya juga sudah menjadi tradisi sejak belasan tahun lalu, terutama untuk rute dari Jakarta ke berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Hanya saja, selama pandemi sejak tahun 2020 lalu, seiring dengan program pembatasan sosial, kegiatan mudik gratis jadi terhenti.

Sekarang, setelah pandemi relatif terkendali, mulai banyak lagi perusahaan atau instansi pemerintah tertentu yang menyediakan bus-bus gratis bagi para pemudik.

Ambil contoh, sebuah BUMN yang bergerak di bidang perbankan. Pada kegiatan mudik gratis kali ini, bank dimaksud menyediakan 54 bus dengan target peserta 2.700 orang pemudik.

Diperkirakan, banyak nasabah bank tersebut yang kebanyakan adalah pelaku usaha mikro, menjadi perserta mudik gratis.

Jika dihitung-hitung, selain sebagai wujud tanggung jawab sosial, mudik gratis bisa pula menjadi semacam tanda terima kasih bank itu kepada nasabah setianya.

Dulu, produsen jamu terkenal konsisten melaksanakan mudik gratis bagi para pengecer jamu yang diproduksinya.

Pernah pula perusahaan media cetak yang menggratiskan perjalanan mudik bagi para loper koran.

Jadi, ada semacam keuntungan juga bagi perusahaan sponsor mudik gratis, yakni mampu mengikat pelanggannya untuk tidak pindah ke perusahaan pesing.

Sedangkan bagi pemudik, tidak terbantahkan keuntungannya. Bayangkan jika berburu transportasi sendiri, sudah mahal, belum tentu kebagian tiket.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun