Jadi, boleh dikatakan rasa tanggung jawabnya sebagai orang yang berutang, sangat rendah. Juga tak tahu apa yang perlu diprioritaskan kalau punya uang.
Membayar utang itu, dilihat dari ajaran agama, sifatnya wajib dan makanya perlu didahulukan daripada membeli keperluan lebaran.
Begitulah, sepertinya ibadah puasa tidak otomatis membuat seseorang mampu membuang kebiasaan buruknya.Â
Nah, bagi yang belum terlanjur menghadapi kasus seperti di atas, perlu disimak, apa tips bagi orang yang diminta pertolongan untuk meminjamkan uang.
Pertama, jika meragukan niat baik si peminjam, tak perlu takut untuk menolak memberikan pinjaman
Kedua, jika meyakini niat baiknya, boleh saja meminjamkan sebanyak yang dibutuhkan si peminjam.Â
Tapi, jika ternyata nantinya susah ditagih, jangan mau meminjamkan pada kesempatan berikutnya, termasuk kalaupun pinjaman yang lama dilunasinya (setelah ditagih beberapa kali).
Boleh memberikan pinjaman baru, tapi tidak sebanyak yang dimauinya. Atau, tolak saja juga tidak apa-apa.
Ketiga, jika meyakini si peminjam ini memang orang susah, pinjamkan sebanyak yang kita ikhlaskan sebagai zakat atau sedekah, jika nantinya memang tak bisa ditagih.
Berikutnya, dalam hal kita sebagai peminjam sebaiknya melakukan hal-hal berikut.
Pertama, pertimbangkan dari mana sumber pelunasan kita dapatkan, jika akan meminjam pada famili atau sahabat sendiri.