Sebetulnya, ada baiknya secara halus kita menegur lawan bicara kita, ketika topik pembicaraan sudah mengarah mengupas aib orang lain. Paling tidak, segera mengakhiri chatting.
Ketiga, meraka yang terlibat saling mencaci maki di media sosial dengan kelompok yang berbeda pilihan politiknya. Ini lagu lama yang disebut dengan efek politik identitas, yang belum berakhir.
Keempat, mereka yang larut menikmati konten berbau pornografi. Hal ini bahkan tak sekadar menghilangkan pahala, tapi bisa membatalkan puasa.
Kesimpulannya, bermain media sosial melalui gawai di bulan puasa ini, sebaiknya dibatasi terbatas kepada hal positif saja, agar puasa kita mendapatkan pahala.Â
Memang, sering kita tidak menyadari tergelincir pada hal negatif. Tapi, bila kita senantiasa waspada, akan ada "alarm" yang langsung menjaga hati kita.Â
Ketika sebulan penuh cara seperti itu sudah menjadi kebiasaan, mudah-mudahan setelah bulan puasa pun akan menjadi keterusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H