Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pro Kontra Larangan Turis Asing Sewa Motor di Bali

26 Maret 2023   05:31 Diperbarui: 26 Maret 2023   05:41 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Turis asing naik motor tanpa helm di Bali|dok. ANTARA FOTO via BBC Indonesia, dimuat Kompas.com

Saya dulu pernah berdinas di Bali pada tahun 1996-1997. Setelah itu, saya masih sempat berwisata ke Bali rata-rata sekali dalam 2 tahun.

Dari apa yang saya lihat, turis Bali dari dulu sudah ramai. Terutama di kawasan Kuta dan sekitarnya, kehadiran turis asing sangat mendominasi.

Saking dominannya, sebagian turis asing merasa seolah-olah berada di negaranya sendiri. Bahkan, mungkin lebih bebas ketimbang yang mereka lakukan di negaranya.

Turis asing di Bali|dok. Cisilia Agustina Siahaan/kumparan.com
Turis asing di Bali|dok. Cisilia Agustina Siahaan/kumparan.com

Bali memang menjadi surga para turis. Selain keindahan alam dan kekayaan budayanya, turis juga merasa nyaman karena masyarakat Bali yang terbuka dan ramah.

Sepanjang para turis tidak mengganggu orang lain, serta  tidak melanggar ketentuan bila memasuki tempat suci, semuanya akan oke-oke saja.

Contohnya, silakan saja mau berjemur di pantai dengan pakaian super minim, sesuatu yang mungkin sulit diterima masyarakat di luar Bali.

Makanya, bila turis asing berkunjung ke luar Bali, misalnya ke Aceh atau Sumbar, biasanya mereka lebih berhati-hati ketika berjemur di pantai. 

Namun, akhir-akhir ini turis asing di Bali terlihat semakin kebablasan. Sikap permisif masyarakat disalahgunakannya dalam mengemudikan kendaraan sewaan.

Sepertinya, banyak dari mereka yang seenaknya saja bepergian naik motor tanpa helm dan bertelanjang dada.

Untunglah, pihak kepolisian di Bali mulai bertindak tegas dengan melakukan razia terhadap turis asing yang menggunakan motor.

Lalu, muncul pula pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster yang melarang turis asing menyewa motor di Bali. Larangan itu akan disahkan dalam bentuk peraturan daerah (Kompas.com, 14/3/2023).

Dilematis memang kondisi di Bali, karena jumlah wisatawan asing yang datang sangat penting untuk memenuhi target.

Jadi, keputusan melarang turis asing menyewa motor, bagi pihak yang pro, dianggap sebagai kebijakan yang tepat.

Alasannya, harus ada yang dikorbankan. Tak usah ragu mengorbankan wisatawan yang tak berkualitas dan tidak mematuhi aturan yang berlaku di negara kita.

Demikian pula turis asing yang diam-diam justru punya pekerjaan di Bali, meskipun berlindung di bawah bendera perusahaan lokal, juga harus ditindak tegas.

Tapi, pihak yang kontra terhadap pelarangan turis asing menyewa motor, berpendapat yang diperlukan sebetulnya adalah sosialisasi soal aturan berkendaraan yang berlaku.

Ini juga berlaku bagi wisatawan lokal dari daerah luar Bali. Soalnya, banyak pendapat bahwa turis asing hanya sekadar meniru apa yang dilihatnya.

Lagipula, tidak semua turis asing yang melanggar aturan. Bahkan, kalau dihitung-hitung, yang melanggar tersebut tidak sebanyak yang tertib.

Aktor Hollywood yang memerankan karakter superhero "Thor", Chris Hemsworth, menggungah video liburannya di Bali yang mengasyikkan.

Chris terlihat mengendarai motor dengan memakai helem dan memakai baju, demikian juga istrinya Elsa Pataky yang dibonceng Chris.

Jadi, keputusan Pemda Bali yang bermaksud melarang rental motor untuk turis asing, perlu ditinjau lagi. Kasihan para pemilik motor yang hidup dari hasil sewa motor.

Tidak hanya itu, jika larangan itu telah berlaku efektif, Pemda Bali harus mampu menyediakan transportasi pengganti buat turis.

Pemda menginginkan turis menggunakan mobil-mobil travel. Tapi, apakah jumlah mobil mencukupi dan apakah harganya bisa diterima para turis?

Ingat, banyak juga turis asing yang berkantong tipis. Yang diperlukan hanyalah lebih intens dalam menyosialisasikan aturan yang mesti dipatuhi semua turis.

Semoga pihak yang berwenang di Bali bisa menimbang-nimbang lagi dengan lebih cermat, agar keputusan yang diambil diterima semua pihak yang terkait.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun