Nah, kembali ke soal Gibran, Kompas.com (7/3/2023) memberitakan Gibran sudah sejak lama mengidolakan sosok Amien Rais.
Terkait dengan mimpi yang telah disinggung di awal tulisan ini, Gibran tiba-tiba saja bermimipi ketemu Amien Rais.
Gibran menginginkan bisa betul-betul bertemu dengan sosok idolanya itu untuk meminta masukan.
Satu-satunya akun Twitter yang diikuti oleh Gibran melalui akun pribadinya @gibran_tweet, hanya milik Amien Rais.
Bahkan, Gibran tidak mengikuti akun Presiden Joko Widodo yang merupakan ayahnya sendiri. "Gak seru", ujar Gibran ketika ditanya kenapa tidak follow ayahnya.
Sikap simpatik yang diperlihatkan Gibran tentu pantas diapresiasi. Gibran sepertinya tidak memasalahkan ayahnya yang jadi sasaran kritik pedas Amien.
Justru, Gibran merasa perlu untuk minta masukan atau "berguru" dari Amien Rais.
Padahal, kalau mengingat betapa tajamnya politik identitas membelah masyarakat, jelas bahwa bagi kelompok pro Jokowi, Amien Rais seakan menjadi musuh abadi.
Atau, apakah ada maksud terselubung dalam hati Gibran? Sebaiknya kita tidak perlu berburuk sangka.
Pihak yang anti Jokowi pun tak perlu menduga-duga, mempertanyakan jurus apa yang dimainkan Gibran.
Mari berpikir positif, bahwa Gibran sebetulnya memberi contoh yang baik, tidak saja bagi para politisi, tapi juga bagi semua kita.