Para selebritas pun mendapat larangan serupa. Rasanya tak banyak negara yang sampai membatasi cara para selebritas bergaya.
Kalau para pejabat dilarang pamer, tentu ada kaitannya dengan perilaku korupsi. Siapa tahu, harta yang dipamerkan berasal dari korupsi.
Tapi, kalau para artis, bukankah kecil kemungkinannya menyolong uang negara?Â
Ya, kalau di Indonesia artis Raffi Ahmad sering memperlihatkan mobil mewahnya, semua pada maklum.Â
Soalnya, konten media sosial Raffi punya pengikut yang sangat banyak dan bisa menangguk cuan yang banyak pula.
Tapi, kondisi Indonesia dan China tentu saja berbeda. Di negara kita, selebritas masih boleh pamer kekayaan.
Pemerintah China bisa bertindak gaya otoriter secara politik, meskipun secara ekonomi sudah menerapkan prinsip mengarah ke sistem kapitalis.
Saat ini, Komite Sentral Partai Komunis China memberikan perhatian yang besar terhadap pengawasan sektor keuangan dan pemantauan gaya hidup para eksekutifnya.
Pemantauan gaya hidup itu akhirnya melebar ke berbagai figur publik seperti para selebritas yang punya banyak pengikut di media sosial.
Kalau dipikir-pikir, mengingat tingkah laku selebritas banyak ditiru oleh jutaan penggemarnya, maka larangan di China itu ada baiknya diterapkan.
Jika regulasi seperti itu tak mungkin ditiru oleh pemerintah Indonesia, kita imbau agar para selebritas mengurangi aksi pamer kekayaan di akun media sosialnya.