Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Harta Pejabat Puluhan Miliar Rupiah Tanpa Korupsi, Mungkinkah?

1 Maret 2023   05:20 Diperbarui: 1 Maret 2023   05:20 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Ilustrasi/net, dimuat headlines.id

Maksudnya, aktif diperdagangkan. Ketika harga saham rendah padahal perusahaannya prospektif, maka saatnya untuk membeli.

Lalu, ketika harga tinggi, sebut saja 10 persen melebihi saat dulu dibeli, maka saatnya saham tersebut dijual. 

Tentu, investor aktif harus dibekali dulu ilmu menganalisis prospek saham-saham yang diperdagangkan di bursa saham.

Di sela-sela pekerjaan sebagai PNS, bisa saja seseorang meluangkan waktu selama beberapa menit untuk trading saham. 

Meskipun berpotensi rugi, mereka yang jago main saham bisa dapat cuan besar berulang-ulang.

Bayangkan, jika PNS yang juga investor tersebut telah aktif melakukan jual beli saham selama belasan tahun, bisa saja akumulasi keuntungannya sudah demikian besar.

Keempat, menginvestasikan dana dalam bentuk obligasi pemerintah atau reksadana yang berkategori bagus (diterbitkan oleh perusahaan sekuritas yang terpercaya). 

Akumulasi bunganya (bagi hasil jika memakai sistem syariah) setelah belasan tahun akan berlipat-lipat, jauh di atas modal awal.

Itulah beberapa contoh investasi yang membuat seorang PNS bisa saja kaya tanpa korupsi. Tapi, hal ini juga menuntut gaya hidup yang tidak hedonis. 

Soalnya, jika dana dibelanjakan untuk mobil mewah, kenaikan nilai kekayaannya tidak berlipat. Bahkan, harga mobil mewah bekas akan turun.

Kesimpulannya, LHKPN pejabat yang puluhan miliar rupiah perlu disikapi dengan bijak. Kemungkinan diperoleh dari hasil korupsi sangat mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun