Terlepas dari kasus di atas, sebetulnya ada 3 golongan pejabat dalam hal menunjukkan gaya hidupnya.
Pertama, pejabat yang bergaya sesuai jabatannya, sesuai dengan gaya rata-rata pejabat di level yang sama.Â
Anggapannya, kelompok rata-rata ini adalah pejabat yang menggunakan penghasilannya secara rasional, dalam arti tidak berbelanja di luar kemampuannya.
Mereka juga diasumsikan tidak tergoda untuk korupsi. Gaji, tunjangan, dan fasilitas resmi, sudah cukup untuk memenuhi standar hidupnya.
Tapi, anggapan di atas bisa tidak berlaku di instansi tertentu yang justru secara rata-rata pejabatnya terlihat mewah.
Kalau sudah begini, tentu susah untuk mengubah gaya hidup, karena lingkungannya sudah seperti itu.Â
Kedua, pejabat yang bergaya low profile, lebih rendah dari rata-rata gaya hidup pejabat di level yang sama.
Ada seorang pejabat yang tak pernah bercerita apa jabatannya di kantor kepada anak-anaknya ataupun kepada famili dan kerabatnya. Padahalnya jabatannya sudah tinggi.
Yang penting anak-anaknya tahu di mana kantor ayahnya, tapi tak perlu tahu apa jabatannya. Ia sadar, jabatan itu lambat atau cepat akan lepas.
Mereka yang seperti ini, justru biasanya punya kekayaan yang lebih besar dibanding teman satu levelnya (kecuali jika temannya ada yang korupsi diam-diam).
Soalnya, teman-temannya pada boros berbelanja demi gaya hidupnya, sedangkan ia cenderung hemat, meskipun tidak pelit.Â