Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akibat Tak Punya Anak, Ada 9 Juta Rumah Kosong di Jepang

2 Mei 2023   04:50 Diperbarui: 2 Mei 2023   04:51 1770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lansia di Jepang|dok. Getty Images, dimuat bbc.com

Populasi penduduk menjadi masalah besar bagi negara Jepang saat ini. Ketidakseimbangan antara jumlah kelahiran dan kematian, menjadi hal yang mengkhawatirkan pemerintah Jepang.

Jika angka kelahiran tidak digenjot, nantinya akan terjadi pelambatan ekonomi, penurunan kesejahteraan penduduk, dan bahkan bangsa Jepang bisa punah.

Soalnya, dengan komposisi penduduk yang didominasi oleh kelompok lanjut usia (lansia), jelas produktivitasnya tidak bisa diharapkan. Bahkan, akan menjadi beban negara.

Pemerintah Jepang berusaha mengatasinya dengan memberikan insentif berupa uang bagi keluarga yang mempunyai anak.

Namun demikian, insentif uang saja ternyata belum cukup. Perlu kebijakan yang lebih fokus kepada peningkatan kesejahteran keluarga.

Pilihan banyak warga Jepang untuk tidak punya anak, atau yang disebut dengan child free tampaknya sudah lama berlangsung.  

Bahkan, bukan hanya tak punya anak, banyak pula wanita atau pria Jepang yang sengaja tidak mau berumah tangga.

Alasannya, banyak anak muda Jepang yang lebih mementingkan karier. Mereka merasa bahwa berkeluarga akan jadi penghalang karier.

Dengan karier yang bagus, mereka memang banyak yang mampu membeli rumah, meskipun berukuran kecil.

Hanya saja, bila di Indonesia orang merasa tak lengkap bila punya rumah tapi tak punya istri atau suami, di Jepang mereka nyaman hidup mandiri, tidak tergantung pada orang lain.

Masalahnya, usia sesuatu yang tak bisa dilawan. Kalaupun berumur panjang, akan tutup usia juga, bukan?

Akhirnya, karena tak ada ahli waris, rumah-rumah di Jepang banyak yang kosong dan diambil oleh negara.

Jumlah rumah kosong itu tak tanggung-tanggung. Seperti ditulis okezone.com (11/2/2023), lebih dari 9 juta rumah di Jepang tak berpenghuni.

Kompas (10/4/2023) menuliskan bahwa tidak hanya rumah-rumah yang terlantar di Jepang, tapi sekolah-sekolah juga ditutup.

Dikisahkan bahwa pada tanggal 14 Maret 2023 yang lalu, Akina Imanaka (15 tahun) menjadi siswa terakhir yang lulus dari SMP di desanya.

Imanaka adaah siswa satu-satunya sejak tahun 2020. Sebetulnya, SMP tersebut sudah ditutup pada tahun 2013. Dibuka kembali pada 2020 demi melayani hak pendidikan Imanaka.

Maka, selama 3 tahun putri seorang nelayan itu dididik oleh 5 orang guru yang masing-masing mengampu dua mata pelajaran.

Rumah kosong di Jepang|dok. Atlas Obscura, dimuat okezone.com
Rumah kosong di Jepang|dok. Atlas Obscura, dimuat okezone.com
Nah, apa pelajaran yang dapat kita petik dari fenomena di Jepang di atas, terutama bagi anak muda Indonesia yang sudah dalam usia matang, namun masih jomblo.

Memang, pemerintah Indonesia belum memberikan insentif bagi yang menikah dan punya anak.

Hal itu mungkin karena melihat di Indonesia masih banyak anak muda yang berhasrat menikah dan punya anak.

Bahkan, di desa-desa tak sedikit yang masih menerapkan pernikahan dini, di mana usia pengantinnya masih belasan tahun.

Sebagai bukti, setelah libur lebaran idulfitri 2023 ini, akan banyak acara resepsi pernikahan, dari gang sempit di perkampungan hingga acara di hotel mewah.

Kembali ke insentif pemerintah, logikanya semakin tidak mungkin kalau melihat keterbatasan anggaran.

Jadi, kepada para remaja, disarankan agar giat dalam menempuh pendidikan dan kemudian berhasil dalam membangun karier, baik sebagai pekerja profesional maupun pelaku usaha.

Setelah itu, carilah suami atau istri yang baik dan dirasa cocok, dengan tujuan untuk membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.

Kebahagiaan berumah tangga akan lengkap bila punya anak, cukup 2 atau 3 saja. Anak tersebut dididik dengan penuh kasih sayang agar menjadi anak saleh atau salehah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun