Child free atau pilihan sukarela pasangan suami istri (pasutri) untuk tidak mempunyai anak, sekarang lagi ramai dibicarakan, terutama di media sosial.
Sebetulnya, istilah child free tersebut sudah dikenal sejak lama. Sekarang menjadi hangat lagi gara-gara komentar seorang influencer Gita Savitri yang kontroversial.
Gita menyatakan di media sosial bahwa punya anak adalah beban, sehingga ia dengan sengaja memilih untuk tidak punya anak.
Nah, alasan anak sebagai beban dan juga alasan child free agar awet muda, telah menuai pro dan kontra dari pengguna media sosial.
Secara pribadi saya berpendapat bahwa mempunyai anak menjadi salah satu kebahagiaan yang tak ternilai harganya bagi pasutri.Â
Saya telah membuktikan dengan 3 anak yang saya punyai. Padahal, waktu belum menikah saya bukan penyuka anak-anak.
Jika saya melihat anak kecil yang menangis meraung-raung di tempat publik, dulunya saya akan merasa terganggu.
Tapi, setelah punya bayi, saya dengan senang hati membersihkan kotorannya, sesuatu yang tidak pernah saya lakukan kepada para keponakan saya sewaktu mereka kecil.
Melihat perkembangan anak dari hari ke hari, merupakan sensasi tersendiri. Perkembangan kemampuannya menggerakkan badan dan kemampuannya berbicara, sangat menarik diamati.
Bahkan, sekarang saya punya seorang cucu berusia 1 tahun. Benar kata orang, sayang kepada cucu bisa saja melebihi sayang kepada anak. Nah, bagaimana mau punya cucu, jika anak saja tidak punya.Â
Bila pasutri tak punya anak karena memang sudah ditakdirkan begitu, padahal mereka sudah berusaha semaksimal mungkin, tentu bisa dimaklumi. Ini sangat berbeda dengan penganut child free.