Menurut saya, beberapa pantai di Pariaman mulai tertata dengan baik dan relatif bisa menyaingi pantai di provinsi lain.
Secara fasilitas yang tersedia pun, juga cukup memadai. Banyak tenda dan bangku-bangku yang bahkan tidak perlu disewa oleh pengunjung.
Namun, cukup dengan memesan makanan dan minuman dari banyak sekali kafe atau warung di sepanjang pantai.
Hanya saja, terkadang penjaja makanan dan minuman silih berganti datang menawarkan jajanan kepada pengunjung, yang agak mengganggu.
Jejeran pantai tersebut terdiri dari Pantai Kata, Pantai Cermin, Taman Anas Malik, Asean Youth Park, dan Pantai Gondoriah.
Masuk area semua pantai di atas tidak ditarik bayaran, kecuali karcis parkir saja.
Di antara semua pantai itu, Pantai Gondoriah yang paling ramai, paling luas, paling banyak spot berfoto, dan paling banyak kafe. Tapi, sekaligus juga lebih kotor.
Ada semacam anjungan atau pelataran yang besar, seperti terlihat pada foto di atas, menjadi spot berfoto paling favorit bagi pengunjung di Pantai Gondoriah.
Jika pengunjung ingin pantai yang relatif nyaman, bersih, dan tidak terlalu ramai, saya sarankan lebih baik memilih Pantai Kata.
Semua pantai di atas menjadi tempat yang rancak (bahasa Minang untuk bagus, elok, atau cantik) untuk menyaksikan matahari terbenam, jika cuaca lagi cerah.
Dulu, hingga akhir dekade 1970-an, pantai Pariaman dijuluki sebagai "WC terpanjang di dunia".Â