Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengemis Online, Cari Sensasi dan Merasa Lebih Keren

15 Januari 2023   04:58 Diperbarui: 15 Januari 2023   05:11 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah pengemis bisa dikatakan sebagai sebuah profesi seperti jenis pekerjaan lainnya? Bisa ya, bisa tidak, tergantung dari sisi mana melihatnya.

Secara formal, jelas pengemis bukanlah profesi. Bahkan, pengemis dianggap sebagai penyakit sosial yang harus dibasmi.

Tapi, faktanya ada saja pengemis yang bisa hidup mapan dan setia dengan "profesi" tersebut. Makanya, mereka menolak diberi pekerjaan.

Itu kalau kita berbicara pengemis berpola konvensional yang menadahkan tangan di emperan toko, di jembatan penyeberangan, atau di tempat terpasang lampu lalu lintas.

Nah, sekarang lagi marak fenomena orang-orang yang mengemis online melalui aplikasi TikTok.

Pengemis online tersebut membuat sensasi, antara lain dengan aksinya melakukan mandi lumpur tampil secara live, demi mendapatkan imbalan dari penontonnya.

Jauh sebelum itu, "pengemis" yang memanfaatkan berbagai aplikasi media sosial juga sudah merupakan hal biasa.

Awalnya memang ada semacam aktivis sosial yang menggalang dana untuk didonasikan kepada mereka yang layak untuk menerima bantuan.

Tapi, belakangan ini makin kabur batas antara penggalangan dana untuk aktivitas sosial dengan mereka yang bertujuan untuk mengemis.

Bahkan, diduga ada yang berkedok yayasan yang katanya bergerak dalam pengumpulan zakat, infak dan sedekah.

Padahal, "yayasan" tersebut diduga memanfaatkan sebagian donasi yang diterimanya untuk memperkaya diri sendiri atau kelompok mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun