Sayangnya, daftar 10 top skor Liga 1 mayoritas dihuni oleh pemain asing, sehingga pilihan bagi STY sangat terbatas.
Di tengah kepungan para striker asing itulah, nama Dimas Drajad menyeruak ke papan atas para top skor.
Itupun berkat pelatihnya di Persikabo 1973, Djadjang Nurdjaman, berani memberi kepercayaan pada Dimas. Padahal, Persikabo juga punya penyerang asing, Gustavo Tocantins.
Kalau saja Dimas tidak cedera, tentu ia ikut bersama skuad Piala AFF sekarang. Bisa jadi Timnas Garuda akan lebih banyak mencetak gol dengan kehadiran Dimas.
Kembali ke kisah perburuan striker yang dilakukan STY sejak pertama kali menangani Timnas, tersebutlah beberapa nama yang pernah dicoba.
Kushedya Hari Yudo dan Dedik Setiawan pernah bergabung, tapi kemudian tak lagi dipanggil STY. Demikian pula Ezra Walian.
Ilija Spasojevic pernah pula dicoba, tapi kemudian didepak karena dianggap fisiknya sudah tidak memungkinkan untuk bermain all out.
Bahwa sekarang Ilija masuk skuad di Piala AFF, itu karena blessing in disguise saja, hikmah dari cederanya Dimas Drajad.
Benar, STY pernah bilang bahwa semua pemain harus bisa mencetak gol, tak hanya striker.
Dan memang itulah yang terjadi dengan cukup seringnya Witan Sulaeman mencetak gol, juga Egy Maulana Vikri, Pratama Arhan, dan Ricky Kambuaya.
Tapi, bagaimanapun juga, kehadiran seorang striker yang haus gol, mutlak diperlukan.