Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Outing yang Bukan Sekadar Rekreasi, Ada Sesi dari Hati ke Hati

18 Desember 2022   04:42 Diperbarui: 18 Desember 2022   13:43 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi outing dengan teman kantor (Gamnar dari grid.id)

Outing kantor di tempat saya lumayan lama berkarier dinamakan dengan Forum Peningkatan Kinerja (FPK). Acara yang ditunggu-tunggu karyawan ini dilakukan setahun sekali.

Biasanya, acara berlangsung dengan pola 3 hari 2 malam, berangkat dari kantor di Jakarta pada Jumat sekitar jam 3 sore ke lokasi outing dan kembali pada Minggu siang.

FPK dilakukan per divisi bagi karyawan kantor pusat, sedangkan bagi karyawan kantor wilayah berlaku sekaligus untuk semua personilnya.

Di kantor cabang pun seperti itu, semua karyawan, termasuk karyawan kantor cabang pembantu yang berada di bawahnya, bergabung bersama.

Meskipun acara cuma berlangsung 2 hari, tapi persiapannya oleh panitia sudah dilakukan jauh-jauh hari, yakni sekitar dua bulan sebelumnya.

Pertama, tentu saja dilakukan rapat pemebentukan panita oleh divisi yang melakukan FPK. 

Rata-rata jumlah karyawan dalam 1 divisi sekitar 100 orang, termasuk di dalamnya pekerja kontrak.

Panitia sepenuhnya diambil dari internal divisi, tidak melibatkan event organizer. Tentu, yang dipilih adalah yang dinilai punya kemampuan.

Kedua, panitia akan melakukan survei lokasi outing di area Jawa Barat dan Banten, dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam dari Jakarta.

Ketiga, setelah diputuskan di mana lokasinya, membuat perkiraan anggaran dan membuat nota dinas dari divisi kepada direktur yang membidangi divisi tersebut, untuk minta persetujuan.

Anggaran tersebut mencakup biaya pemakaian lokasi outing, biaya penginapan, konsumsi, transportasi, baju kaos dan celana training seragam, hiburan, dan biaya lainnya yang relevan.

Keempat, panitia menyusun kuesioner dan menyebarkannya. Ada kuesioner yang dibagikan kepada berbagai divisi lain yang sering berhubungan dengan divisi pelaksana FPK.

Diharapkan dari jawaban kuesioner tersebut akan muncul hal-hal yang harus diperbaiki oleh divisi pelaksana FPK dalam berkoordinasi dengan divisi lain.

Ada lagi kuesioner bagi seluruh karyawan di divisi pelaksana FPK menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan interaksi dengan rekan kerja dan atasan.

Kelima, tahap pelaksanaan acara. Dimulai pada malam pertama begitu sampai di lokasi. 

Setelah makan malam,  ada sesi curhat yang disebut sebagai "dari hati ke hati".

Besok paginya, berlanjut dengan senam pagi, sarapan, dan sesi khusus outbond dengan dipandu oleh pihak penyedia outbond.

Permainan dalam outbond antara lain bertujuan untuk membangun kekompakan tim, yang diharapkan berdampak untuk diterapkan saat bekerja di kantor.

Lalu, pada malam hari merupakan puncak acara, biasanya dengan menyewa organ tunggal plus seorang penyanyi.

Tapi, dalam praktiknya, yang menyanyi adalah para karyawan sendiri dan yang lainnya berjoget bersama.

Yang paling heboh adalah penampilan kesenian dari masing-masing bagian (satu divisi terdiri dari beberapa bagian), dan disediakan hadiah bagi pemenang.

Ada juga pemilihan karyawan yang serba ter (terlucu, tersimpatik, tergalak, dan sebagainya), biar terasa lebih ramai.

Tukar menukar kado dan juga pembagian door prize menjadi bagian terakhir agar semua karyawan tidak buru-buru meninggalkan acara. 

Pada Minggu pagi, kembali dilakukan senam pagi dan sarapan. Setelah itu acara bebas hingga jadwal kepulangan pada siang hari menuju Jakarta.

Nah, dari sekian banyak mata acara di atas, yang menjadikan FPK punya nilai plus, bukanlah puncak acara yang menjadi ajang mengeluarkan bakat para karyawan.

Ilustrasi outing kantor cabang sebuah BUMN|dok. A. Retyana Putra/makassar.tribunnews.com
Ilustrasi outing kantor cabang sebuah BUMN|dok. A. Retyana Putra/makassar.tribunnews.com

Tapi, acara "dari hati ke hati"- lah, yang membuat seseorang mendapat "rapor", berupa pandangan orang lain terhadap dirinya.

Jadi, kelemahan dan juga kehebatan seseorang di mata banyak orang akan terbaca, yang dikumpulkan dari hasil kuesioner.

Acara tersebut membuat para karyawan deg-degan, apalagi yang tergolong kelompok atasan. 

Soalnya, tak jarang atasan terlihat merah mukanya, jika rapornya ada yang jelek. Atasan tersebut adalah para kepala bagian, wakil kepala divisi, dan kepala divisi.

Hasil kuesioner akan dibacakan selengkapnya dan siapa yang menulis tidak akan ketahuan, karena memang tidak perlu mencantumkan nama.

Pada kuesioner, sebagian pertanyaan berupa pertanyaan terbuka, artinya pengisi bebas menulis apapun. 

Di sinilah segala kritik terhadap teman maupun atasan bisa dimuntahkan tanpa rasa sungkan.

Penerima kritik tak perlu mencak-mencak membantah, tapi justru sebaiknya berterima kasih. Bukankah semua itu bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki diri?

Dengan demikian, jelaslah bahwa acara FPK lumayan banyak manfaatnya. 

Selain sebagai rekreasi dan membina kekompakan, juga untuk meningkatkan kinerja divisi dan kinerja masing-masing pekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun