Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Selamat, Ada Wakil "ASEAN" di Babak 16 Besar Piala Dunia

2 Desember 2022   14:48 Diperbarui: 2 Desember 2022   14:54 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Piala Dunia Australia|dok. AP Photo/Francisco Seco, dimuat bola.net

Pulau apa yang terbesar di dunia dan benua apa yang terkecil? Jawabannya adalah Pulau Greenland (milik negara Denmark) dan Benua Australia.

Indonesia sendiri punya dua pulau yang masuk 5 besar dunia, yakni Pulau Papua atau disebut juga Pulau Nugini, yang sebagian menjadi milik negara Papua Nugini. 

Pulau Papua menempati peringkat 2 terbesar, sedangkan di peringkat 3 adalah  Pulau Kalimantan (sebagian milik Malaysia dan Brunei Darussalam).

Benua adalah pulau yang sangat-sangat besar. Makanya, Australia lebih suka disebut kontinental atau benua.

Maka, jadilah Australia sebagai satu-satunya benua yang seluruhnya merupakan wilayah satu negara saja, yaitu negara Australia.

Intinya, Benua Asia dan Benua Australia itu berbeda, tidak hanya secara geografi, tapi juga secara bahasa dan budaya.

Karena negara kanguru tersebut mayoritas dihuni oleh keturunan imigran dari Eropa, terutama Inggris, maka budayanya yang dominan adalah budaya barat.

Hingga sekarang, Australia tergabung dalam negara-negara Persemakmuran (Commonwealth) atau negara bekas jajahan Inggris.

Bahkan, Australia masih secara resmi mengakui raja atau ratu Inggris sebagai kepala negaranya, yang sekarang diduduki oleh Raja Charles III.

Namun, dalam urusan pemerintahan, Australia sudah independen yang saat ini dipimpin Perdana Menteri Anthony Albanese.

Penduduk asli Australia disebut dengan etnis Aborigin, yang sayangnya sering dianggap sebagai warga "kelas dua".

Nah, sekarang soal sepak bola, sejak tahun 20o6 Australia memilih bergabung di bawah naungan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Tidak itu saja, Australia sejak 2013 juga masuk Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF) yang beranggotakan 11 negara Asia Tenggara plus Australia.

Untungnya, Australia baru ikut Piala AFF untuk kategori sepak bola wanita. Sedangkan untuk tim senior putra masih belum ikut karena kualitasnya yang terlalu tinggi dibanding yang lain.

Bayangkan, jika Australia ikut Piala AFF, Timnas Indonesia yang sama sekali belum pernah juara, semakin sulit lagi perjuangannya.

Kenapa Australia meninggalkan Zona Oceania yang beranggotakan negara-negara di Lautan Pasifik?

Jawabannya karena Australia tak punya saingan di zona tersebut. Bahkan, Australia pernah mengalahkan Samoa 31-0.

Lagipula, Zona Oceanea hanya punya jatah 0,5 dalam perhelatan Piala Dunia, di mana juara Oceania harus ikut play-off lawan wakil CONCACAF (Amerika Utara, Tengah, dan Karibia).

Sekarang, Australia menorehkan prestasi membanggakan, menjadi wakil "ASEAN" yang berhasil lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar.

Tapi, tak urung banyak yang beranggapan bahwa hal itu hanya kebanggaan semu. Australia dianggap sebagai Asia "palsu".

Untung saja ada Jepang yang tampil spartan dan sukses melaju ke 16 besar. Jadi, Jepang menjadi wakil Asia yang betul-betul "asli".

Jepang tidak saja sekadar melaju ke 16 besar, tapi juga berstatus sebagai juara grup. Luar biasa, memang.

Padahal, ada tim hebat Spanyol dan Jerman yang satu grup dengan Jepang. Berhasil mengalahkan Jerman dan Spanyol, meski kalah dari Kosta Rika, membuat Jepang sudah setara dengan Eropa.

Selamat untuk Australia dan Jepang. Semoga Korea Selatan yang nanti malam bertanding (2/12/2022) bisa lolos juga, meskipun peluangnya terbilang kecil.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun