Berbicara soal elektabilitas, Ganjar jauh lebih unggul dari Puan. Tapi, berbicara soal kedekatan dengan Megawati, tentu Puan yang merupakan putri tercinta Megawati, lebih diunggulkan.
Puncak ketegangan antara DPP PDIP dengan Ganjar terjadi setelah Ganjar menyatakan siap menjadi capres, apabila ditugaskan partai.
Pernyataan tersebut sebetulnya normatif saja. Bukankah sebagai kader, siapapun harus siap bila ditugaskan.
Tapi, mungkin karena ditafsirkan "menggiring" PDIP agar mencapreskan dirinya sendiri dengan alasan elektabiltasnya tinggi, Ganjar pun mendapat sanksi teguran.
Apalagi, di PDIP sudah jelas aturannya, soal capres-cawapres merupakan hak prerogatif ketua umumnya, yakni Megawati.
Ganjar menerima sanksi tersebut dan memohon maaf atas kekeliruannya kepada DPP PDIP.
Nah, sejak itu Ganjar terkesan lebih lunak dan perlahan-lahan hubungannya dengan unsur pimpinan DPP PDIP mulai mencair.
Mungkin karena itu juga, Puan dan Ganjar mulai terlihat akrab dan aroma persaingan antar keduanya mulai menghilang.
Ya, memang begitulah seharusnya. Terlepas dari siapapun nanti yang diusung PDIP sebagai capres, hubungan sesama kader harus harmonis.
Kembali ke soal Munas Hipmi, bertolak belakang dengan hubungan "mesra" Ganjar-Puan, ternyata ada peristiwa kekerasan pada Senin malam (21/11/2022).
Tentu hal itu jauh dari harapan Presiden Jokowi yang mengharapakan suasana yang kondusif dan adem.