Di tengah belum adanya suara bulat tersebut, tahu-tahu Anies Baswedan membuat "aksi" yang di luar dugaan banyak orang.
Aksi dimaksud adalah bertemu dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang dikemas dalam agenda sarapan di Hotel Novotel, Solo, Selasa (15/11/2022).
Menurut Anies, pertemuannya dengan putra sulung Presiden Joko Widodo itu hanya silaturahmi dan ngobrol santai saja.
Tapi, begitu ada wacana menduetkan Anies-Gibran yang diutarakan oleh Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali, membuat Partai Demokrat jengkel (viva.co.id, 17/11/2022).
Kalau begitu, komentar salah seorang pimpinan PDIP yang menilai Anies punya agenda "udang di balik batu" saat bertemu Gibran, mungkin ada benarnya.
Sebetulnya, Gibran tidak dimungkinkan menjadi cawapres pada Pilpres 2024 mendatang, karena secara ketentuan yang berlaku, Gibran terganjal oleh faktor usia.
Dalam hal ini, usia minimal saat pendaftaran pada 2023 mendatang adalah 40 tahun. Padahal, pada tahun depan Gibran baru 37 tahun.
Tapi, terlepas dari itu, wacana duet Anies-Gibran wajar saja membuat Demokrat jengkel. Barangkali PKS pun jengkel.
Soalnya, meskipun masih pada tingkat wacana, sebaiknya harus dimusyawarahkan antar anggota koalisi sebelum dilempar ke publik.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Andi Arief, mengingatkan agar Nasdem selalu disiplin saat memutuskan ingin membangun koalisi dengan Demokrat dan PKS.
Lebih lanjut, menurut Andi Arief, Partai Demokrat dan PKS sejauh ini sudah berupaya disiplin.