Untuk itu, tugas Anies dan tentu juga tugas Nasdem yang sangat urgen adalah memastikan partai lain yang mau berkoalisi dengan Nasdem.
Sejauh ini, partai lain yang lagi menjajaki kerjasama dengan Nasdem hanya 2 partai, yakni Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Agar kedua partai itu sah berkoalisi, hal yang tak dapat ditawar-tawar adalah penetapan siapa cawapres yang akan mendampingi Anies.
Tanpa kesepakatan terhadap siapa cawapresnya, rasanya tidak akan tercipta koalisi yang solid antara Nasdem, PKS, dan Demokrat.
Di lain pihak, Nasdem sendiri sudah memberikan keleluasaan kepada Anies untuk memilih siapa cawapres yang cocok chemistry-nya dengan Anies.
Hanya saja, Anies sudah menyatakan tidak akan tergesa-gesa dalam menjatuhkan pilihan, mengingat jadwal pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) relatif masih lama.
Artinya, publik perlu bersabar. Diduga hingga akhir tahun 2022 ini belum akan diresmikan adanya koalisi Nasdem-Demokrat-PKS.
Seperti yang diberitakan sejumlah media, Anies baru menyebutkan soal kriteria yang harus dipenuhi cawapres yang akan mendampinginya. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, harus bisa memberikan kontribusi dalam pemenangan. Penafsiran atas kontribusi tentu bisa bermacam-macam.Â
Tingkat elektabilitas yang tinggi menurut hasil survey dapat dianggap sebagai prediksi dari kontribusi tesebut. Selain itu, kontribusi bisa berarti mau "berkeringat", dan mungkin juga soal sharing dana.
Kedua, harus mampu memperkuat stabilitas koalisi. Nah, kalau ini jelas, maksudnya adalah cawapres tersebut diterima dengan baik oleh ketiga partai yang berkoalisi.