Memang, para responden survei sepertinya tidak melihat potensi Puan, padahal modal Puan sudah sangat komplit.
Betapa tidak, Puan bukan semata-mata putri dari seorang Megawati, Ketua Umum sekaligus pemegang hak prerogatif soal pencapresan di PDIP.
Puan juga pernah menjadi meteri koordinator selama 5 tahun dan sekarang jabatannya tak kalah bergengsi ketimbang presiden, yakni Ketua DPR-RI.
Sejumlah pengamat politik menyayangkan jika Puan yang diusung PDIP, karena dianggap akan "bunuh diri" bagi PDIP.
Justru, bila Ganjar yang diusung, sangat besar harapan PDIP mencetak hattrick, yakni tiga kali kemenangan di pemilu nasional secara berturut-turut.
Tapi, kembali ke kode keras Hasto, sepertinya pimipinan PDIP punya rasa optimis yang kuat, mendukung Puan juga akan membawa kesuksesan.
Soalnya, PDIP yakin mesin partainya akan solid dari atas ke bawah dan menyatu dengan suara rakyat yang mungkin selama ini tidak ter-sampling oleh berbagai survei.
Kembali ke soal nasib Ganjar, dengan elektabilitasnya yang tinggi, Ganjar sangat seksi di mata partai lain. Hal itu sesuatu yang tak dapat dipungkiri.
Masalahnya, kuat dugaan kalau Ganjar tidak punya keberanian untuk hengkang dari partai yang telah membesarkannya, PDIP.
Jika bagi politisi lain tidak ada rasa tidak nyaman untuk berpindah partai, Ganjar yang masih memegang etika berpolitik yang baik, tidak seperti itu.
Kalau begitu apakah nanti PDIP akan mengusung Puan-Ganjar dan berharap ada beberapa partai lain yang mau berkoalisi?