Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maraknya KDRT, Suburnya Korupsi, dan Kemerosotan Akhlak

9 Oktober 2022   06:07 Diperbarui: 9 Oktober 2022   06:07 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. Sindonews.com

Kemudian, dengan akhlak yang baik pula masyarakat bisa merespon sebuah kebijakan. Dengan demikian, insya Allah beban yang kita hadapi bisa jadi lebih ringan.

Akhlakul karimah adalah akhlak yang baik dan terpuji seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad.

Sedangkan akhlak itu sendiri merupakan tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sengaja yang muncul dari dorongan jiwa secara spontan.

Jelas, akhlak terbentuk dari kebiasaan kita sehari-hari, sehingga melakatlah sifat atau tabiat tertentu pada diri kita.

Memang, ada semacam reduksi makna akhlak menjadi semacam soal sopan santun, tata krama, menghargai orang lain, berkomunikasi secara baik, dan sejenis itu.

Hal itu betul. Makanya, kalau itu diterapkan oleh semua kita, pasti kasus kekerasan antar manusia akan berkurang.

Maraknya kasus KDRT, anak membunuh orang tua, orang tua membunuh anak, pelecehan seksual, bukankah semuanya menjadi indikasi terjadinya kemerosotan akhlak?

Namun, soal-soal negara yang berkaitan dengan politik, pembangunan dan kemasyarakatan juga sangat tergantung pada akhlak pejabat dan aparat terkait. 

Nabi sendiri dalam memimpin menunjukkan sikap yang jujur, dapat dipercaya (memegang amanah), menyampaikan kebenaran (bukan hoaks) dan cerdas dalam memutuskan sebuah perkara.

Jadi, suburnya praktik korupsi juga indikasi kemerosotan akhlak, karena mempertontonkan ketidakjujuran, ketamakan dan kerakusan terhadap penguasaan aset.

Korupsi juga mengakibatkan hilangnya sensitivitas dan kepedualian terhadap sesama, mengingat uang negara yang dikorup pada dasarnya adalah uang rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun