Ada pula kecelakaan lalu lintas yang semakin sering terjadi yang membawa korban jiwa yang banyak. Jalan raya seolah-olah jadi "pembunuh" nomor satu di Indonesia.
Terakhir, terjadi pula tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 orang suporter klub sepak bola Arema FC.
Bisa jadi kita menganggap semua persoalan di atas adalah masalahnya pemerintah atau pihak lain yang punya kewenangan.Â
Anggapan tersebut tidak salah. Secara prosedural memang seperti itu, ada instansi tertentu yang harus mengawasi dan mengambil tindakan.
Namun, disadari atau tidak, masing-masing kita secara individu, terlepas dari apapun pekerjaan kita, harus ikut berperan memperbaiki keadaan.
Toh, pada akhirnya masalah tersebut berakibat pada masalah kesehariaan kita. Ada yang akibatnya terasa langsung seperti kenaikan harga BBM atau barang kebutuhan pokok.
Ada pula yang berakibat tidak langsung seperti keikutsertaan kita dalam memilih pemimpin melalui mekanisme pemilu.
Nah, di mana kaitannya dengan hikmah Maulid Nabi? Begini, kalau tidak keliru, nabi diutus salah satunya untuk menyempurnakan akhlak ummatnya.
Maka, soal bagaimana caranya agar diri kita masing-masing mampu memiliki akhlak yang baik atau akhlakul karimah, ini menjadi penting dalam berinteraksi dengan manusia lain.
Jangan anggap soal akhlak adalah soal kecil. Seorang yang baik akhlaknya, punya cara yang baik dalam menyikapi musibah atau menghadapi suatu masalah yang pelik.
Lebih jauh lagi, jika seorang yang punya kewenangan juga berakhlak baik, pasti ia akan mengambil keputusan yang baik dan menyosialisasikan dengan baik pula.