Di Bekasi, suporter tamu yang mendukung PSIM Yogyakarta terlibat bentrok dengan suporter tuan rumah Bekasi City. PSIM kalah dalam laga di Liga 2 tersebut.
Di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, pendukung Persebaya mengamuk saat dikalahkan klub "kemarin sore" RANS Nusantara FC. Hal ini berbuntut mundurnya Azrul Ananda dari jabatan Presiden Persebaya.
Kesimpulannya, banyak suporter fanatik yang belum siap mental menerima kekalahan. Padahal, meskipun semua klub ingin menang, tapi kalau kalah pun harus diterima dengan lapang dada.
Jadi, bukan prestasi sepak bola saja yang perlu ditingkatkan di negara kita. Yang paling penting justru mengedukasi suporter agar tidak bertindak anarkis ketika klubnya kalah.
Nah, berikut ini ada 5 tips yang mudah-mudahan bisa membantu para suporter agar bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.
Pertama, dari awal saat berangkat ke stadion sudah menyadari dengan sepenuhnya bahwa tujuan utama kita hanya menikmati pertandingan sepak bola.
Sehingga, kita jangan baper atau terlalu hanyut dengan skor akhir. Jadi, luapkan kegembiraan sewajarnya bila klub kita menang, dan luapkan kekecewaannya sewajarnya pula bila kalah.
Ingat, kehidupan harus tetap berjalan seperti biasa. Mereka yang kuliah akan tetap kuliah, yang bekerja akan tetap bekerja. Dunia tidak akan kiamat bila klub kesayangan kita menderita kekalahan.
Kedua, jika di dada terasa menggumpal sesuatu yang menyesakkan, seolah-olah ada dorongan untuk berlaku agresif, segera merelaksasi pikiran dengan mengontrol emosi.
Melakukan olah pernafasan akan membuat tubuh lebih tenang dan bisa mengurangi keinginan untuk bertindak agresif, apalagi berbuat anarkis.
Ketiga, tumbuhkan sikap respek terhadap klub lawan, termasuk juga pada kelompok suporter klub lawan. Camkan bahwa permainan dalam olahraga sangat menjunjung sportivitas.