Namun, akhirnya semua terpulang pada pembaca. Jika pembaca meninggalkan berita yang asal cepat namun tidak akurat, maka pihak media pun tidak lagi mengabaikan akurasi berita.
O ya, fenomena berita politik menjelang pemilu yang diwarnai meningkatnya hoaks tidak hanya berlaku di Indonesia, di negara maju pun sama saja.
Kompas (11/9/2022) menuliskan concern dari seorang jurnalis senior yang menekuni isu kemananan siber dan disinformasi di Washington DC, Amerika Serikat.
Rupanya, dalam Pilpres di AS pun telah terjadi evolusi disinformasi mulai Pilpres 2016, Pilpres 2020, dan juga mulai membayangi menghadapi Pilpres 2024.
Semoga masyarakat semakin kritis dalam mengonsumsi berita. Sehingga, meskipun rumus algoritma akan tetap digunakan, bisa bersinergi atau berkorelasi positif dengan jurnalisme berbasis fakta.Â
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H